Adalah Yusep Maulana (22) yang menciptakan game mobile tersebut. Yusep menciptakan Palestine Freedom sebagai bentuk dukungannya terhadap rakyat Palestina.
"Misi utama saya ini untuk membuka mata dunia. Karena saya rasa saat ini mata dunia tertutup akan keadaan yang terjadi di Palestina sekarang," ungkap Yusep kepada detikcom di kantor miliknya Jalan Sudirman, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Senin (18/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak bisa ikut membela langsung saudara-saudara kita yang ada di Palestina. Jadi saya lakukan ini. Ini yang saya bisa untuk membantu mereka," ungkapnya.
Yusep yang dalam kesehariannya juga bekerja sebagai guru komputer di SMK Persada Garut itu juga menjelaskan penciptaan game ini dibantu dua orang temannya. Butuh waktu 3 bulan untuk meracik berbagai gambar dan kemudian dirangkai menjadi sebuah permainan ini.
"Merangkai program, membuat artistik dan mendesain game ini dilakukan oleh kami bertiga selama tiga bulan," katanya.
Beragam respons dari para pengunduh pun bermunculan. Sebagian netizen memuji ide kreatif Yusep menciptakan game ini. Namun tak sedikit juga kalangan mengkritik dan mempertanyakan game buatannya.
"Sempat ada orang asing yang nanya, kenapa saya nyiptain game ini. Tapi setelah saya jelaskan, mereka mengapresiasi. Mau apapun responsnya saya akan tetap lanjutkan game ini. Bagi saya hanya ini satu-satunya cara untuk membantu saudara di Palestina," katanya.
Dirilis sejak 17 Agustus 2017, Palestine Freedom tersedia di Google Play Store. Menariknya, menurut Yusep, kebanyakan pengunduh tersebut berasal dari luar negeri.
"Sebetulnya game ini ada sejak 17 Agustus 2017, tapi banyak yang download belakangan ini. Kebanyakan dari Amerika Serikat, dari Indonesia hanya ada 7% pendownload," pungkas pria lulusan D3 di salah satu sekolah tinggi di Garut ini. (rns/rns)