Game Age of Empires (AoE) yang ber-genre Real Time Strategy (RTS) ini pertama kali meluncur tahun 1999 dan bisa dikatakan langsung mendulang sukses. Game ini memang menggunakan engine yang terbilang ringan sehingga sangat diminati gamer saat itu.
Kesuksesan itu pun dimaksimalkan oleh pembesutnya dengan mengeluarkan sejumlah game ekstension hingga sekuel kedua bernama AoE II. Sejumlah produsen game juga membeli lisensi engine yang digunakan oleh sekuel AoE untuk dibenamkan pada gamenya, seperti game Age of Myhtology dan salah satu sekuel game Star Wars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya, seluruh tim pengembang sekuel AoE pun ditarik seluruhnya oleh Microsoft untuk mengembangkan game Halo. Praktis, game AoE bisa dibilang sudah mati sejak dianaktirikan oleh Microsoft pada tahun 2005 lalu.
Mati suri hingga 6 tahun, Microsoft memutuskan untuk menghidupkan game ini kembali pada tahun 2011 lalu, namun kali ini sebagai game online. Sayangnya apa yang diharapkan tak sesuai ekspektasi, karena game online tersebut dinilai kurang disukai penggemar AoE saat itu.
Dengan sendirinya game ini pun seakan mati suri, tak banyak yang mengingatnya hingga akhirnya Microsoft memutuskan untuk mengubur game ini pada bulan Juli 2014.
![]() |
Namun sepertinya masih ada kerinduan para gamer pada AoE. Microsoft pun menjawab pada awal tahun 2017 ini, dengan peluncuran The Age of Empires: Castle Siege di Google Play Store. Berbeda dengan The Age of Empires yang Anda kenal di PC, The Age of Empires: Castle Siege bukan game real-time strategy (RTS), melainkan game tower defense.
Kini, Age of Empires IV rencananya akan dirilis untuk Windows 10 dan dibuat oleh Relic Entertainment, developer di balik game Homerworld dan Warhammer 40.000. Meski belum jelas jadwal rilisnya, tentu para fans bakal sabar menunggu. (fyk/fyk)