Naiknya pemasukan Supercell itu disebut berasal dari biaya iklan yang rendah dan kesuksesan game terbarunya, yaitu Clash Royale. "Meski kompetisi sangat ketat, ini adalah tahun yang sangat baik dalam hal finansial. Clash Royale sangatlah sukses," ujar CEO Supercell Ilkka Paananen.
Sementara Clash of Clans sendiri adalah game yang sampai saat ini masih berada di posisi teratas game yang paling menghasilkan sejak peluncurannya pada 2012 lalu. Sementara pada 2016, Clash of Clans berada di posisi 2, di bawah Monster Strike buatan Mixi Inc.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada musim panas lalu saat Pokemon Go masih sangat populer, seorang sopir taksi bertanya padaku bagaimana cara melawan game itu. Menurut saya tak ada gunanya melakukan sesuatu untuk melawan kompetitor, kami harus berfokus melakukan keahlian kami, meningkatkan game kami agar lebih baik lagi," tambah Paananen.
Supercell sendiri menerapkan strategi freemium pada game-gamenya. Yaitu menggratiskan game, namun menarik pemasukan dari in-app purchases. Strategi ini membuat Supercell tak mengalami masalah yang dialami Rovio Entertainment, yang belum bisa meluncurkan game sepopuler Angry Birds. (asj/fyk)