Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari Ubisoft
Hide Ads

Review Game

Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari Ubisoft

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Kamis, 15 Des 2016 16:45 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Game dengan konsep open-world menjadi salah satu yang digemari oleh gamer. Dari sekian banyak judul game open-world yang ada, yang paling terkenal tentu semua sepakat menyebut seri Grand Theft Auto. Namun, di luar judul game Rockstar tadi, banyak developer yang juga tertarik untuk membuat game open-world, salah satunya adalah Ubisoft.

Ubisoft sendiri dikenal sebagai developer yang kerap merilis game open-world. Sebagai contoh, developer game asal Perancis ini memiliki ide untuk merilis Assassin's Creed di tahun 2007 dan terus berlanjut sampai seri terakhir Assassin's Creed Syndicate di tahun 2015.

Tak hanya Assassin's Creed, Ubisoft nyatanya turut menggarap game open-world lain bertajuk Watch Dogs di tahun 2014. Awalnya, banyak yang mengira jika Watch Dogs bisa menggantikan atau paling tidak menyamai kesuksesan Grand Theft Auto yang pada saat itu sudah masuk di jilid kelima.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Namun akhirnya game ini berakhir pada ketidaksesuaian ekspektasi dari banyak gamer. Watch Dogs menuai banyak kritik dari sejumlah gamer dan reviewer. Akan tetapi, Bukan Ubisoft namanya bila pantang menyerah. Ubisoft mencoba untuk melanjutkannya dengan Watch Dogs 2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biasanya, Ubisoft selalu berhasil menghadirkan peningkatan di seri kedua. Lalu apakah Watch Dogs 2 ini setingkat lebih bagus dari seri pertamanya? Mampukah menebus luka lama itu? Berikut sajian review dari detikINET!

All Hail DedSec

Bagi penggila industri teknologi, pastinya sudah tidak asing lagi dengan kawasan Silicon Valley. Kawasan yang menjadi bagian dari San Francisco, Amerika Serikat ini terkenal sebagai sarangnya perusahaan-perusahaan teknologi ternama di dunia. Sebut saja nama-nama mulai dari Facebook, Intel, Google, hingga Apple. Semua dimulai dari kawasan ini.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Karenanya, tak heran Silicon Valley dianggap sebagai kawasan yang tepat dan relevan dalam plot cerita yang diusung di Watch Dogs 2. Masih sama seperti seri pertamanya, di Watch Dogs 2 Anda masih akan berkutat pada urusan retas meretas. Nuansa ini bahkan sudah terasa sedari awal membuka game.

Pun masih berkaitan dengan aksi peretasan, alur cerita yang disodorkan tidak seserius di seri pertama. Alur cerita mengalir sangat halus dan mudah dicerna dengan santai baik mereka yang ingin bermain serius maupun sekadar bersenang-senang.

Di Watch Dogs 2 Anda akan berperan sebagai Marcus Holloway atau dikenal dengan sebutan Retr0. Berbeda dengan karakter Aiden Pearce di seri pertama, Holloway tak lain seorang kulit hitam. Karakter kulit hitam sebagai tokoh utama di dalam game memang bukan hal yang baru.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Di era Grand Theft Auto: San Andreas kita mengenal sosok Carl 'CJ' Johnson. Lalu ada Franklyn Clinton yang masuk dalam trio Grand Theft Auto V. Serta tak ketinggalan seorang veteran Perang Vietnam, Lincoln Clay yang beraksi di Mafia 3.

Kembali lagi, Holloway yang berprofesi sebagai hacker awalnya hanya ingin menghapus catatan kiriminal dari kejahatan yang ia lakukan di server ctOS 2.0. Namun, apa yang dilakukan oleh Holloway nyatanya tak sekadar menghapus catatan kriminal.

Bersama teman-temannya yang tergabung ke dalam organisasi DedSec, seperti Josh, Wrench, Horation, dan Sitara, Holloway melanjutkan aksinya untuk menghancurkan Blume, perusahaan pembesut server ctOS 2.0. Masing-masing kawan Holloway ini punya keunikan dan keahlian masing-masing.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Empat orang temannya itu, yang paling mencolok adalah Wrench. Sosok Wrench di sini digambarkan sebagai seorang pria yang memakai hoodie lengkap dengan topeng bak seorang robot. Ia dan Holloway punya satu kesamaan, yakni sama-sama menyukai film Cyber Driver.

Tak hanya berurusan dengan Blume, Holloway dan kawan-kawan juga menggarap misi yang lain. Lalu apakah Holloway berhasil meruntuhkan Blume? Jawabannya hanya bisa diketahui jika Anda memainkannya.

Bukan Sekadar Open-World

Apa yang ada di pikiran Anda ketika mendengar kata open-world? Ya, peta game yang sangat luas dan memungkinkan Anda berkelana kesana kemari tanpa halangan. Dan inilah yang terjadi di Watch Dogs 2. Hanya saja ada yang berbeda dari seri pertama.

Anda sudah bisa berkelana ke seluruh area peta sedari awal permainan. Biasanya, bila mengacu tradisi dari game-game Ubisoft termasuk seri pertama, untuk bisa membuka semua peta area Anda harus menjalankan misi satu per satu.

Tak hanya itu, bila diingat, di seri pertama Anda harus membuka peta dengan sistem menara. Sistem ini familiar dipakai di seri Assassin's Creed, di mana Anda harus memanjat menara untuk bisa melihat area di sekitarnya. Tak hanya area, misi sampingan pun akan terbuka luas bila sistem menara ini sudah dibuka.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Hal ini nyatanya tak diterapkan di Watch Dogs 2. Misi-misi, baik misi utama dan sampingan akan terbuka luas. Anda tinggal memilih, misi mana yang mau Anda jalankan terlebih dahulu.

Selain peta yang luas, open-world juga menawarkan cuaca yang dinamis. Pergantian cuaca dalam game ini dikemas cukup apik, dengan gradasi warna dari siang, sore, malam yang tertata dengan pencahayaan seimbang. Tidak seperti Mafia 3, di mana kami pernah menemukan kondisi siang yang tiba-tiba menjadi gelap.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Bicara eksplorasi di San Francisco dan Silicon Valley, Ubisoft sukses membuat dua kawasan ini terlihat hidup. NPC yang berkeliaran seolah menjalankan kehidupannya masing-masing. Semisal ada yang yoga di taman, mencuci mobil di rumah, atau bertengkar di pinggir jalan. Semua aktivitas menarik itu bisa Anda temukan dalam game ini.

Meski genre utamanya merupakan game action open-world, Watch Dogs 2 menawarkan sejumput sistem RPG (role-playin ggame) lewat sistem Followers. Untuk lebih ringkasnya, sistem ini sebenarnya mirip poin-poin yang dalam game RPG dibutuhkan untuk mengembangkan skill tree.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Ada beberapa skill yang bisa dikembangkan, masing-masing skill punya keunikan tersendiri, seperti meretas robot hingga mematikan alarm. Selain bisa didapat dari misi utama, poin Followers ini bisa didapat di misi sampingan atau hanya sekadar mengambil foto landmark dan NPC di sekeliling Anda.

Gaya Permainan yang Bebas

Sebagai seorang hacker, tentu senjata utama Holloway adalah smartphone dan tablet. Meski begitu, Holloway juga dibekali dengan kemampuan menggunakan senjata. Inilah yang membuat metode menyerang musuh dalam Watch Dogs 2 sangat beragam dan bebas sesuka hati gamer.

Mau menyerang musuh secara diam-diam (stealth), bisa. Ingin menyerang frontal bak seorang Rambo, juga bisa. Semuanya bebas dijalankan sesuai kehendak, toh tak ada aturan yang mengharuskan Anda seperti misalnya menyerang musuh tanpa ketahuan.

Apabila sudah kadung ketahuan, mau tak mau Anda harus menghadapinya dengan gagah berani. Tak ada health bar dalam game ini, yang ada hanyalah regenerasi. Jadi, apabila darah sudah mulai berkurang dan napas sudah mulai terasa sesak, ada baiknya Anda bersembunyi.
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Semakin tinggi tingkat kesulitan yang dipilih maka akan mempengaruhi kecerdasan AI dalam menyerang. AI akan sangat responsif dan mengejar Anda ke mana pun berada. Di sini mungkin peran gadget sebagai senjata dipergunakan. Anda bisa tiba-tiba menghubungi perangkat ponsel musuh untuk mengecohnya atau menyerang earphone untuk mengeluarkan suara bising yang memekakkan telinga musuh.

Tak ketinggalan yang cukup menarik dari game ini adalah berkendara. Ya, seperti game GTA, Watch Dogs 2 menawarkan eksplorasi dengan menggunakan kendaraan, seperti mobil, motor, dan kapal laut. Anda juga bisa mengendalikan perangkat drone, baik darat maupun udara untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar.

Opini detikINET
Watch Dogs 2, Penebusan Dosa dari UbisoftFoto: screenshot detikINET

Sebagai game open world, Watch Dogs 2 menawarkan hal yang unik yang tidak umum terjadi di game open-world pada umumnya. Dibandingkan dari seri pertama, seri kedua bisa disebut sebagai penyempurnaan. Ubisoft tak ragu membuang kebiasaan di game-gamenya yang lain.

Dari sisi grafis, game ini menawarkan grafis yang bagus yang sesuai dengan standar game next-gen pada umumnya. Warna-warna cerah mampu disajikan dengan baik, berpadu pada pencayahaan yang dinamis, sehingga menawarkan kualitas yang aduhai.

Gameplay yang memberikan gamer kebebasan dalam bereksplorasi maupun beraksi menjadikan Watch Dogs 2 sebagai game yang diimpikan oleh pecinta game open-world. Terlepas dari semua pujian di atas, ada kelemahan yang ditampilkan, yakni pesan moral yang minim. Bahkan kelewat bebas, sehingga game ini sepertinya tak layak dikonsumsi oleh anak di bawah umur. Namun demikian, Ubisoft mampu menebus dosa di Watch Dogs 2. (mag/fyk)
Berita Terkait