Mojang kelahiran Bandung itu mengaku suka game sejak dirinya di bangku taman kanak-kanak. Tapi baru saat berstatus Sekolah Menengah Atas (SMA), Silvia mulai melirik dunia game secara profesional.
Ia lantas bergabung dalam tim NXA Ladies yang dibesut oleh gamer cantik Nixia. Silvia masuk dalam divisi First Person Shooter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami pernah juara satu Call of Duty, pernah juga juara di kompetisi Counter-Strike: Global Offensive di Taipei," tuturnya.
![]() |
Meski sudah menyandang gamer profesional, Silvia mengaku pernah mendapat perlakuan diskriminatif dari gamer laki-laki. Sering kali ia dan timnya dipandang sebelah mata akan kemampuannya dan dicap hanya bermodal tampang saja.
Menanggapi hal tersebut, Silvia tidak lantas marah. Malah sebaliknya ia terpacu untuk membuktikan akan kemampuan yang dimilikinya.
"Kami tidak main-main di sini. Kami ingin membuktikan gamer cewek juga punya kemampuan. Untuk itu kami berlatih 5 sampai 8 jam setiap hari selama seminggu agar dapat memenangi kompetisi," tuturnya.
Namun Silvia tidak menampik paras tim NXA Ladies yang cantik banyak diidolakan oleh gamer cowok. Untungnya selama ini tidak ada yang jahil maupun melecehkan.
"Tidak ada yang menggoda. Mereka hanya ingin kenalan dan berteman saja. Kami pun ingin menjalin hubungan baik sih sama mereka," katanya. (afr/fyk)
