Wanita 24 tahun asal Jakarta ini berprofesi sebagai gammer wanita profesional sejak 2008. Bermain game dengan genre first-person shooter (FPS) adalah hobinya sejak kecil. Saat duduk di bangku SMA, dia mulai rajin mengikuti berbagai turnamen game dan berhasil meraih juara dua dalam game Call of Duty 4.
Hal itu membuatnya 'ketagihan' untuk berkompetisi melawan para gammer lainnya yang mayoritas adalah pria. Selama lima tahun berturut-turut mengikuti kompetisi, Wanita yang lebih dikenal dengan nama Nixia ini beserta empat orang timnya yang tergabung dalam NXA Ladies yang semuanya wanita berhasil memenangkan berbagai kejuaraan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dikasih peralatan gaming seperti laptop, keyboard, dan headset yang nilainya di atas USD 2 ribu(Rp 27 juta) untuk satu orang. Setiap tiga bulan sekali kita juga mendapat gaji, kisarannya USD 10 ribu (Rp 137 juta)," paparnya saat dihubungi Wolipop via telepon, Selasa, (11/8/2015).
Menurut Nixia, tantangan terbesarnya menjadi gammer wanita adalah ia harus bisa mengejar skill para gammer pria agar performanya sebanding. Terlebih lagi mengingat persentase gammer wanita di Indonesia hanya 10% dibandingkan pria.
"Makanya saya dan tim harus banyak latihan dan mengasah kemampuan. Biasanya kita latihan seminggu tiga kali, minimal tiga sampai lima jam per hari,"
Namun tak selamanya bermain game berjalan dengan mulus. Sebagai wanita, tak jarang ia memiliki suasana hati yang berubah-ubah. Menurutnya hal ini adalah salah satu kendala baginya, namun ia harus menghadapinya dengan sikap yang profesional dan tetap fokus latihan demi mempersiapkan turnamen.
Di akhir perbincangan, Nixia menilai kebanyakan gammer memiliki sifat yang sangat ambisius dan berjiwa kompetitif. Hal inilah menjadi acuan baginya untuk tetap semangat menjadi seorang gammer wanita profesional meski menjadi kaum minoritas di bidang yang ditekuninya.
(itn/fyk)