Kembali ke Akar Potensi Game Sesungguhnya
Hide Ads

Catatan dari Essen

Kembali ke Akar Potensi Game Sesungguhnya

- detikInet
Jumat, 17 Okt 2014 14:05 WIB
Board Game Indonesia yang dibawa ke Essen, Jerman (eko/kummara))
Jakarta - Jam 09.30-10.00 pagi itu adalah jadwal bagi setiap peserta terpilih untuk bisa mempersiapkan berbagai board game yang dimiliki untuk Novelty Show atau sebuah pre-event exclusive untuk menampilkan berbagai board game terbaru secara khusus bagi kalangan publisher dan pers internasional.

Tepat pukul 10:00, lima buah board game asal Indonesia: Mat Goceng, Mahardika, Festival of Indonesia, Kucing Sumput, dan Mash-Up Monster hadir di Novelty Show Essen SPIEL'14.

Tidak begitu lama, kalangan pers dan publisher internasional mulai berdatangan dan banyak di antaranya cukup terkejut sekaligus sangat tertarik melihat ada 5 board game Indonesia menjadi bagian dari SPIEL'14. Satu pertanyaan menarik muncul ketika diskusi dengan mereka: apakah board game benar-benar bisa diterima di Indonesia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa di antara kita mungkin masih memiliki pengalaman memainkan monopoli, ludo, halma, ular tangga, kuartet, dan berbagai jenis board/card game lainnya bersama dengan rekan dan keluarga.

Merunut pada akar budaya kita sendiri, di berbagai daerah kita memiliki ragam permainan tradisional yang umumnya selalu dimainkan bersama-sama. Berbagai game yang pada awalnya kita kenal sebagai media untuk memotivasi interaksi sosial yang positif .
Β 
Saat ini, perkembangan teknologi informasi mungkin telah menggeser persepsi kita tentang game itu sendiri.

Game yang awalnya kita lihat sebagai media untuk memotivasi interaksi sosial yang positif kemudian hanya kita lihat sebagai sebuah media hiburan semata.

Karena hanya dilihat sebagai sebuah media hiburan semata, kita tidak lagi benar-benar menyediakan waktu untuk menikmati game yang berkualitas.

Sebagai kecil dari kita bahkan melihat game sebagai sesuatu yang perlu dihindari sepenuhnya. Persepsi kita bahwa game hanya berfungsi sebagai media hiburan semata yang mungkin menjadi akar tumbuh kembangan persepsi negatif tentang game itu sendiri.

Kembali ke pertanyaan, apakah board game bisa diterima di Indonesia? Penulis optimistis bisa, lebih tepatnya harus bisa!

Mengapa? Karena mungkin ini jadi salah satu cara terbaik untuk kembali menghadirkan potensi game sesungguhnya - sebagai sebuah media untuk memotivasi hadirnya interaksi sosial yang positif.

Ketika kita sadar akan hal tersebut, mungkin akan juga memotivasi hadirnya banyak game Indonesia yang berkualitas dan benar-benar mampu menghadirkan lebih dari sekadar hiburan.

Jika ini semua benar-benar bisa kita wujudkan, bukan hal yang tidak mungkin bahwa satu hari berbagai game dari Indonesia dikenal bukan hanya berkualitas namun juga mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.

(ash/ash)
Berita Terkait