Hal itu terjadi saat peluncuran ulang game 'Hot Blooded Legend' di China, akhir Agustus 2009. Seperti dikutip detikINET dari ZonaEuropa, Selasa (8/9/2009), aksi boikot itu ditampilkan oleh koran setempat, Chengdu Commercial Daily.
Gamer di China memprotes peluncuran ulang 'Hot Blooded Legend' karena dinilai terlalu komersial. Salah satu fitur baru game itu memungkinkan pemain dengan uang banyak untuk membeli perlengkapan bagi tokohnya tanpa bertarung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecewa dengan fitur komersial, aksi boikot pun digelar. Caranya cukup unik karena para gamer masuk ke dalam game dan memblokir pintu masuk ke berbagai kota di game tersebut dengan membariskan avatar mereka.
Harian Chengdu memperkirakan ada ribuan pemain yang menempatkan karakter mereka saling berbaris dan menutupi berbagai pintu gerbang di game itu. Secara efektif aksi ini mencegah gamer lain untuk memasuki kota dan bermain 'Hot Bloooded Legend'.
Tak lama aksi balasan dari administrator game itu dilancarkan. Para pemboikot 'dilemparkan' ke pelosok hutan atau ke ruang gelap oleh admin.
Meski tak berlangsung lama, aksi boikot yang dilakukan gamer China ini terbilang cukup efektif.
(wsh/wsh)