Beberapa waktu lalu saya menulis tentang komposisi golden spiral. Kekuatan komposisi foto berpusat pada satu titik kemudian mengalir keluar membentuk spiral seperti pusaran air. Alur cerita berupa harmonisasi energi alam sekaligus berdaya ledak sentrifugal yang penuh sensasi.
Hanya saja bagi sebagian kalangan alur komposisi tersebut mempunyai kelemahan. Ia dianggap konservatif lantaran sekedar menuruti hukum alam yang stabil dan mapan. "Bentuk geometris tersebut merupakan bentuk paling purba," kritik psikolog John Suller yang meneliti soal komposisi fotografi (Photographic Psychology: Image and Psyche, 2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ciri khas yang yang paling mudah dikenali yakni adanya garis diagonal (baik langsung maupun imajiner) dari sudut kiri bawah ke kanan atas β atau sebaliknya. Di sepertiga garis diagonal tersebut ditempatkan subjek utama (point of interest) yang memotong bila ditarik garis serong dan membentuk segitiga.
Frame tidak lagi dibelah menjadi dua bagian namun terdapat persinggungan yang berusaha tampil beda dan berani. Akibatnya foto lebih terkesan dinamis karena ada kekuatan lain yang mengiris garis diagonal itu dengan tiba-tiba.
"Hubungan garis diagonal dan tepi foto memberi energi yang dinamis dan pergerakan, sesuatu yang naik atau turun. Kekuatannya benar-benar roket yang ditembakkan ke udara dan (sebaliknya) roler coaster yang jatuh dengan cepat," imbuh profesor dari Universitas Rider New Jersey yang menyukasi fotografi tersebut.
![]() |
Untuk memperoleh kekuatan itu, langkah pertama yakni menemukan kekuatan garis utama terlebih dahulu. Garis tersebut bisa berupa garis sungguhan, garis panduan atau sekedar imajiner. Garis diagonal menjadi pernyataan utama untuk disampaikan ke audiens. Anda bisa menyatakan dengan lugas maupun tersamar.
Kedua, tempatkan subjek utama secara spontan, alami atau direkayasa pada titik sepertiganya. Bisa di sepertiga atas atau bawah. Bisa juga keduanya sekaligus. Lakukan dengan alami dan senyaman mungkin.
Kemudian jepret momen tersebut dengan berselera dan dinamis. Bisa benar-benar segitiga emas dari saat menjepret maupun dibuat segitiga emas ketika dikoreksi di komputer (cropping).
Ketiga, mulailah dari yang sederhana untuk melatih mata menangkap komposisi segitiga emas ini. Bisa dari benda diam seperti gedung, garis, pagar atau apapun di lingkungan rumah. Kemudian tingkatkan pada adegan yang lebih rumit, melibatkan banyak elemen foto, permainan cahaya dan momen yang berlangsung cepat.
![]() |
Yang paling menarik, bila mata Anda jeli dan sedikit beruntung, meng-capture 2 segitiga emas dalam satu frame bisa diperoleh. 2 golden triangle bakal membuat kekuatan sebuah foto bernilai kuadrat. Seakan antar segitiga saling membetot keluar secara berlawanan dan membuat otak mencernanya lebih variatif dan tidak membosankan. (Ari/rou)