Hasil foto terasa datar dan kurang berdimensi? Cobalah untuk memberi sentuhan lain. Salah satu trik yang paling populer yakni dengan teknik framing supaya kemasan cerita lebih enerjik. Frame itu pula yang membuat foto berlapis (layer) dan membangun ruang dinamis yang lebih bercerita.
Biasanya framing ini muncul begitu saja karena ada elemen yang mendukung. Namun untuk beberapa kasus, perlu berfikir agak lama sampai menemukan unsur yang tepat membingkai narasi. Biasanya dengan menunggu momen seperti orang lewat sebagai framing, atau cukup mundur dua langkah sampai menemukan bingkai yang tepat.
Saat memotret kastil kuno di Tours, Prancis, foto pertama terlihat datar. Namun dengan mundur beberapa langkah, dapat diperoleh siluet pilar kastil yang membantu foto lebih enerjik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Begitupun saat memotret menara Fery Building Market Place San Francisco yang terasa flat meski langit biru. Namun dengan mundur beberapa jengkal ke belakang, mampu menghasilkan frame yang dinamis berupa siluet ranting pohon dan orang melintas.
Kalau beruntung, unsur framing bisa berlangsung spontan seperti saat mau keluar kastil dan melihat adegan orang melintas di tengah gerbang. Juga saat mendapati gerbang masjid Kampong Glam di Singapura. Tanpa perlu pikir panjang, kamera dibidikan dengan lengkung gerbang sebagai bingkai yang atraktif.
Pada contoh lain saat chek out di San Francisco, pintu hotel langsung memberikan pandangan pejalan kaki yang berlalu-lalang. Sontak, shutter kamera dipencet dengan fokus kepada ekpresi dan bahasa tubuh yang tergesa-gesa. Secara spontan pula, pintu hotel dimasukan ke frame foto untuk membuat framing yang lebih artistik.
Selebihnya tinggal dikembangkan sesuai momen dan peristiwa di sekitar Anda yang tentu berbeda dengan contoh ini. Gunakan imajinasi dan kreatifitas untuk membuat framing yang lebih atraktif dengan tetap mengedepankan estetika. Sebab, memotret itu menyenangkan dan tanpa batas.
(Ari/asj)