Dalam beberapa tahun belakangan, banyak merk lensa baru yang bermunculan. Di tahun 2023 yang lalu, muncul merk baru yang namanya Thypoch. Nama merk ini berasal dari gabungan dua kata Thy dan Epoch. Thy berasal dari kata Inggris kuno yang artinya kamu, sedangkan Epoch artinya masa/era atau periode waktu tertentu.
Selanjutnya, ada nama lini lensanya juga, yang direview ini namanya Simera, yang dalam bahasa Yunani artinya hari ini, dan dalam konteks fotografi boleh diartikan sebagai momen saat ini.
Sepengetahuan saya, lensa-lensa Thypoch ini dikembangkan oleh DZ Optics atau Dong Zheng Guang Xie, yang berdiri sepuluh tahun yang lalu (2013) dan terkenal dalam membuat lensa sinema untuk pembuatan film. Oleh sebab itu DZ Optics punya know-how bagaimana membuat lensa yang berkualitas dan berkarakter.
Desain
Lensa ini terbuat dari bahan logam, jadi meskipun cukup compact tapi beratnya lumayan 330-370 gram tergantung mount-nya. Panjangnya 5 cm saja, tapi kalau tambah lens hoodnya jadi sekitar 7 cm. Filter thread-nya cukup standard yaitu 49mm.
Dari desainnya kita bisa lihat lensa Simera ini bentuknya sangat klasik seperti lensa zaman film, dan yang paling menonjol adalah bulatan-bulatan yang membantu zone focus. Desain seperti ini pernah dibuat oleh perusahaan pembuat lensa dari Swiss yang bernama Alpa di tahun 1950-an.
Untuk lensa versi Leica M-mount ada tuas di bagian bawah yang berfungsi untuk membantu manual fokus, dan saat di jarak tak terhingga atau infinity akan terkunci secara otomatis. Untuk melepaskannya harus menekan tombolnya dulu baru terlepas.
Dalam praktiknya saya merasa infinity lock ini kadang mengganggu karena kadang saat manual fokus bisa tiba-tiba terkunci. Sedangkan bagi fotografer yang sering memotret subjek jauh mungkin infinity lock ini membantu dan lebih meyakinkan. Pastinya infinity lock ini menimbulkan pro dan kontra antar fotografer. Cukup banyak yang mengkritik dan mungkin karena itulah, dalam perkembangan selanjutnya, saat Thypoch membuat lensa Simera untuk kamera mirrorless Sony, Nikon dan sebagainya, mereka mengganti tuas infinity lock ini menjadi focus tab berbentuk bulan sabit.
Seperti biasa ada aperture ring dan manual focus ring. Aperture ring-nya clicky dan resistensinya cukup jadi tidak takut berubah tanpa sengaja. Sedangkan yang manual focus ringnya ini bentuknya seperti lensa film zaman 60-an. Enak digunakan dan anti slip.
Saat dipakai dan digunakan, kualitas lensa terasa solid dan premium. cuma terkadang waktu manual fokus, saya sering salah memutar, yang saya putar aperture ringnya daripada focus ringnya, mungkin saya lebih terbiasa dengan posisi manual fokus ring di bagian depan dan aperture ring di bagian belakang dekat dengan kamera.
Kualitas gambar
Saya menguji kualitas gambar Typoch ini dengan Leica SL dengan adapter M ke L-mount. Yang saya temukan kualitasnya sudah cukup tajam di bukaan terbesarnya f/1.4, dan ada vinyet atau gelap di tepi-tepi foto yang cukup menonjol, kalau ditutup bukaannya ke f/2 atau f/2.8 vinyet jauh berkurang. Bagi saya tidak mengganggu dan mudah diatasi dengan editing.
Kedua, soal jarak fokus lensa-lensa M memang biasanya 70cm, untuk memastikan kompatibilitas dengan jendela bidik kamera rangefinder. Tapi di zaman sekarang, banyak yang menggunakan lensa Leica M-mount ke mirrorless dengan adapter, dan meskipun fotografer banyak yang menggunakan Leica M, banyak juga yang mengkomposisikan foto lewat jendela bidik elektronik atau layar monitor. Oleh sebab itu, mulai banyak lensa-lensa Leica M masa kini yang dirancang bisa fokus lebih dekat, termasuk Simera 28mm ini bisa fokus sampai 40cm.
Tapi meskipun bisa sampai 40 cm, jarak minimum fokus ini masih relatif jauh dibandingkan dengan lensa 28mm di Leica Q yang bisa sampai 17 cm dan Ricoh GR yang bisa mencapai 12 cm dengan mode close-up/macro.
Yang paling mengesankan saya adalah bokehnya yang mulus dan lembut karena lensa ini menggunakan 14 bilah diafragma, jadi hasilnya sangat lembut. Jadi bagi fotografer yang mengincar bokeh cocok banget untuk catat lensa yang satu ini.
Cocok buat siapa?
Lensa Thypoch Simera cocok untuk fotografer yang menyukai desain lensa manual fokus dengan kinerja ketajaman yang tinggi, yang kekinian. Bagi yang mungkin tidak menyukai lensa 28mm tapi sukanya 35, atau 50mm, tidak perlu khawatir, karena di lini Simera sudah ada versi 35 dan 50mm-nya dengan bukaan yang sama. Bahkan rumornya Thypoch akan mengembangkan 75mm f/1.4 di masa depan. Bagi yang merasa Simera ini terlalu kekinian rendering-nya dan suka yang hasil yang lebih jadul, yang dianggap lebih nyeni, ada lini Thypoch Eureka yang saat ini ada pilihan satu-satunya adalah lensa Eureka 50mm f/2.
Saya pribadi merasa lensa Simera ini merupakan kulminasi dari berbagai teknologi dan desain dari lensa-lensa di masa lalu. Thypoch cukup kreatif dalam mengkombinasikan elemen desain dari berbagai zaman. Keunikan desain lensa Simera ini pasti ada yang suka atau tidak, tapi secara umum, hasil foto dari Thypoch aman, dalam arti akan memuaskan sebagian besar fotografer. Meskipun namanya terkesan klasik dan puitis, tapi secara kualitas, lensanya kekinian, tajam dengan bokeh yang sangat mulus. Lensa ini telah hadir di Indonesia dengan harga resmi Rp 12.320.000.
Simak Video "Video Lambaian Tangan Jeff Bezos dan Lauren Sanchez di Depan Hotel Venesia"
(asj/fay)