Hampir semua produsen kamera dan lensa memamerkan dan mengumumkan alat fotografi baru serta memberikan gambaran tentang bentuk kamera dan lensa yang akan dikembangkan ke depannya.
Namun selain itu ada pula sejumlah catatan penting yang perlu di-highlight dalam show kali ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian besar produsen kamera menggunakan ajang Photokina untuk mengumumkan kamera dan lensa baru mereka. Tapi sayangnya sebagian besar hanya akan tersedia dan tahun depan. Contohnya Fuji GFX akan tersedia paling cepat awal tahun depan. Berikut juga Panasonic GH5, Olympus OMD EM1 mk II, dan lensa-lensa Leica SL.
![]() |
Menurut saya, tren ini kurang bagus, karena di era sekarang, semua orang mementingkan kecepatan. Di Indonesia saja, sebagian besar pelanggan sudah termanjakan dengan layanan cepat dari pegiriman jasa cepat seperti JNE YES (Yakin Esok Sampai) atau Go-Kilat (layanan dengan ojek).
Saya menduga kemungkinan kebanyakan pembuat kamera terlalu tergantung pada sensor gambar buatan Sony. Fuji, Nikon, Olympus, Pentax, Hasselblad, bahkan Panasonic memesan sensor dari Sony.
Karena efek gempa Kumamoto bulan April 2016 yang merusak pabrik Sony yang membuat sensor kamera, semua produksi terhambat tahun ini, termasuk kamera Sony sendiri terhambat produksinya.
2. Mirrorless Medium format
Bintang dari Photokina kali ini agak tidak lazim, yaitu kamera mirrorless medium format dari Hasselblad dimana saya berkesempatan mencobanya dan melihat Fuji GFX dan lensa-lensanya di balik kaca.
Saya menilai kamera medium format ini baik untuk landscaper, portrait, still life atau subjek yang bergerak terlalu cepat. Meski termasuk kamera mirrorless, karena sensornya besar, ukuran dan beratnya lebih menyerupai kamera DSLR profesional dan lensa-lensanya terbatas ke lensa fix dengan bukaan yang tidak terlalu besar seperti f/2.8-4.
![]() |
Untuk studio menengah dan besar, kemungkinan sudah ada kamera medium format sistem SLR yang telah teruji kinerjanya dan lebih lengkap lensanya seperti Phase One, Leica S dan Hasselblad seri H6 atau H5.
Jadi kamera seperti Hasselblad dan Fuji GFX bukan untuk bersaing dengan kamera DSLR medium format yang sudah ada, tapi berusaha membuka pasar baru yaitu pehobi fotografi yang menginginkan kamera mirrorless yang relatif ringkas dan relatif lebih murah daripada kamera medium format untuk profesional.
3. Pendekatan Konservatif dari Canon
Di tahun ini, Canon dan Nikon sepertinya tetap melakukan apa yang sudah dilakukan bertahun-tahun belakangan ini yaitu meningkatkan kualitas kameranya tanpa dobrakan inovasi baru yang mengejutkan.
Canon memperbaharui Canon 5D mk IV dan Canon EOS M5. Peningkatan yang dilakukan Canon untuk 5D mk IV dalam kualitas gambar dan video, sistem autofokus dan fitur penunjang seperti WiFi dan GPS akan sangat berguna.
![]() |
Canon 5D IV akan menarik profesional di bidang wedding, portrait dokumenter. Untuk fisik/desainnya, 5D mirip dengan pendahulunya sehingga fotografer yang pernah mengunakan seri 5D sebelumnya tidak membutuhkan waktu yang lama untuk beradaptasi.
Sedangkan kamera mirrorless baru, Canon EOS M5 akan menyenangkan penghobi yang memnutuhkan kamera yang lebih kecil. Saya sempat mencoba sekilas di pameran ini, dan EOS M5 sudah cukup matang dari hal autofokusnya sudah memuaskan dibanding pendahulunya.
Meskipun persaingan di kamera mirorrless banyak. Tapi M5 membuka peluang bagi pengguna kamera Canon DSLR untuk tetap menggunakan kamera mirrorless dengan merek yang sama. Dengan adaptor, mereka dapat memasangkan lensa DSLR Canon-nya ke EOS M5 dan mendapatkan fungsi autofokus dan lainnya sebaik saat dipasang ke kamera DSLR.
4. Fokus di Kecepatan
Bagi sebagian fotografer, terutama fotografer profesional, kinerja/kecepatan kamera sangat penting untuk mendukung pekerjaan mereka. Di Photokina ini, kamera-kamera baru yang diumumkan kebanyakan mempromosikan kecepatan yang yang tinggi, katakanlah Canon 5D IV, Sony A99 II dan Fujifilm X-T2 semua kamera baru ini berkinerja tinggi.
Sistem micro four thirds (Olympus dan Panasonic) juga menjanjikan sistem autofokus dan kinerja keseluruhan kamera yang lebih tinggi. Olympus OMD E-M1 II menjanjikan sistem autofokus yang lebih baik untuk subjek bergerak, dan GH5 menjanjikan kemampuan merekam video 6K 30 fps dan kemampuan screen grab 18 Megapixel per foto.
![]() |
Kesimpulan
Secara keseluruhan Photokina 2016 memberikan tanda bahwa ke depannya, perkembangan kamera digital akan difokuskan ke arah yang lebih ke profesional dan mewah daripada untuk pemula.
Tidak mengherankan bagi saya karena segmen pemula mungkin kurang begitu menarik lagi bagi pemain besar karena pangsa pasarnya makin mengecil akibat perubahan gaya hidup masyarakat awam yang lebih menyukai penggunaan ponsel untuk foto dan video sehari-hari.
![]() |
Untuk perkembangan jenis kamera, sepertinya arah ke depannya adalah mirrorless. Secara keseluruhan, hampir semua kamera-kamera baru berbentuk mirrorless.
Tapi saya juga melihat kamera dengan bentuk DSLR masih dipertahankan pemain besar seperti Canon dan Nikon karena untuk jenis fotografi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan profesional, kamera dengan cermin dan jendela bidik optik ternyata masih lebih handal.
Baca juga: Kumpulan Artikel 'Photokina Surga Penikmat Fotografi'.
*) Penulis: Enche Tjin adalah pendiri Infofotografi.com, seorang fotografer, instruktur fotografi, penulis buku dan tour photography organizer.
Mau konsultasi berbagai hal seputar fotografi? Kirim saja pertanyaan ke Klinik IT detikINET di link berikut. (ash/ash)