Pemandangan Memilukan Gajah Zimbabwe Mati Massal

Bangkai gajah membusuk jadi pemandangan umum di Taman Nasional Hwange di Hwange, Zimbabwe utara pada 16 Desember 2023. Gajah-gaja ini mati karena kekeringan. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Lebih dari 200 gajah mati pada musim kemarau tahun 2019. Namun penjaga hutan mengatakan kondisi tahun ini bisa lebih buruk ketika akhir musim panas tiba. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Hwange adalah bagian dari Kawasan Konservasi Lintas Batas Kavango-Zambezi yang mencakup taman di Angola, Botswana, Namibia, Zambia, dan Zimbabwe. Semuanya mirip dengan daerah aliran sungai Okavango dan Zambezi. Survei udara yang dimulai pada tahun 2022 memperkirakan populasi gajah di kawasan itu mencapai 227.900 ekor. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Meskipun puluhan ribu gajah telah dibantai di seluruh Afrika oleh pemburu dan pemburu liar sejak tahun 1970an, kawasan konservasi Kavango-Zambezi dianggap sebagai kisah sukses dan jumlahnya terus bertambah. Hal ini meningkatkan tekanan terhadap sumber daya Hwange, sementara perubahan iklim menjadi ancaman baru. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Diperkirakan terdapat 100 ribu gajah di Zimbabwe yang jumlahnya dua kali lipat dari kapasitas taman nasionalnya, kata para pegiat konservasi. Tinashe Farawo, juru bicara otoritas Taman Nasional Zimbabwe Zimparks, mencatat 112 kematian gajah yang telah dikonfirmasi sejak September. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Dia mengatakan jumlah tersebut tidak mengherankan mengingat besarnya populasi gajah di Hwange. "Suhu di sini tinggi dan kami tidak punya air. Mereka pasti akan stres dan mati," ujar Farawo. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Perubahan iklim telah meningkatkan jumlah kekeringan. "Bukan hanya gajah yang terdampak, ada juga hewan lain. Gajah dapat langsung terdeteksi karena ukurannya," kata Farawo. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Farawo mengatakan otoritas taman nasional juga khawatir bahwa gajah-gajah tersebut telah 'kelebihan populasi' dan 'menghancurkan habitat'. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Hwange, yang ditutupi rumput kering, pepohonan tak berdaun, dan beberapa area terbuka seperti gurun, memiliki 104 lubang bor bertenaga surya di seluruh taman untuk menjangkau lebih jauh permukaan air yang semakin rendah setiap tahunnya. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Namun hal tersebut belum cukup, dan kekeringan yang melanda beberapa negara di Afrika bagian selatan, diperburuk tahun ini oleh fenomena El Nino. Perburuan air telah membawa gajah mendekati pemukiman manusia di pinggiran Hwange. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Gaja-gajah ini putus asa karena mabuk dari kolam renang di rumah-rumah pribadi dan mengambil risiko minum di lubang air yang terkontaminasi oleh bangkai hewan. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Lubang air yang mengering memaksa gajah dan satwa liar lainnya berjalan jauh untuk mencari makanan dan air. Beberapa di antaranya telah menyeberang ke Botswana dan negara-negara tetangga lainnya, tempat terjadi banyak kematian satwa. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera

Rata-rata, seekor gajah meminum lebih dari 200 liter (50 galon) air dan makan sekitar 140 kilogram (300 pon) makanan setiap hari. Foto: Zinyange Auntony/AFP via Aljazeera