Foto Desa Palestina Dibuldoser Israel Tahun 1948 Bermodus Arkeologi

Ini adalah reruntuhan Desa Qadas di Palestina, yang penduduknya terusir dan terpaksa mengungsi saat Peristiwa Nakba tahun 1948. Foto: Sasha Flit via Haaretz

Desa Qadas yang ditinggalkan kemudian dibuldoser oleh otoritas Israel sehingga para pengungsi tidak bisa mendapatkan kembali rumah dan tanah mereka. Ini adalah tempat penampungan air di Qadas. Foto: Ariel David via Haaretz

Israel dipenuhi dengan gundukan yang terbentuk dari sisa-sisa pemukiman manusia yang bertingkat dan dibangun di atas satu sama lain selama ribuan tahun. Ini yang menjadi alasan Israel melakukan penggalian arkeologi. Foto: Ariel David via Haaretz

Wilayah ini diubah menjadi taman nasional karena ada situs arkeologi. Papan informasi menyebutkan sejarah dari sisi Israel, tidak disebutkan tentang desa Palestina. Papan informasi menjadi sasaran vandalisme. Foto: Ariel David via Haaretz

Sarkofagus Romawi di situs tersebut pun menjadi sasaran vandalisme, dirusak dengan cat biru sebagai penanda bendera Israel. Foto: Ariel David via Haaretz

Ini adalah sebuah ruangan yang ditemukan di reruntuhan Desa Qadas, dulunya mungkin berfungsi sebagai kandang. Foto: Sasha Flit via Haaretz

Pispot, berbagai perlengkapan, dan bahan-bahan medis ditemukan di sebuah ruangan yang kemungkinan besar digunakan sebagai rumah sakit ALA. Foto: Sasha Flit via Haaretz

Botol kaca yang mungkin berisi obat untuk rumah sakit ALA. Foto: Ariel David via Haaretz

Ini adalah kuil Zaman Romawi di Qadas. Wilayah ini lebih terlihat seperti sebuah tambang atau lapangan yang dipenuhi batu secara acak. Dibutuhkan mata yang terlatih untuk melihat garis samar bangunan-bangunan tua. Foto: Ariel David via Haaretz

Sebuah sarkofagus Romawi yang dilapisi plester dan dijuluki makam Asyer dan Naftali oleh kelompok ultra-ortodoks. Foto: Ariel David via Haaretz

Tanda masuk Taman Nasional Tel Qedesh dirusak dengan tulisan 'Deborah Sang Nabiah'. Sebagian arkeolog memainkan peran penting dalam penghapusan Palestina. Sedangkan lainnya, ingin menelusuri kebenaran hakiki terutama mengenai sejarah bangsa Israel. Foto: Ariel David via Haaretz