.webp)
Lempar jumrah atau lontar jumrah merupakan bagian dari ritual ibadah haji yang dilakukan di kota suci Makkah, Arab Saudi. Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Jemaah haji melemparkan kerikil ke tiga tiang yang berada dalam satu tempat bernama Jamarat, di Mina yang terletak sebelah timur Mekkah. Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Saat ritual lempar jumrah, setiap jemaah haji diharuskan mengumpulkan tujuh butir kerikil untuk melemparkannya ke setiap tiang di Jamarat. Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM
Tentu ritual ini tak sekadar melempar kerikil dan asal mengenai tiang, melainkan sebagai simbolisasi umat Islam yang melakukan ibadah haji dalam melawan setan. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Makna dari melempar jumrah adalah setan dapat merasa sakit dan terhina apabila seorang mukmin mengingat Allah dan menjalankan perintah-Nya. Karenanya, saat lempar jumrah, jemaah terus menyebut dan mengingat kuasa Allah SWT. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Mungkin kalian penasaran, lantas diapakan kerikil-kerikil yang begitu banyak tersebut setelah dipakai lempar jumrah? Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Saudi Press Agency mengungkapkan prosedur yang diterapkan pada kerikil-kerikil lempar jumrah. E. Ahmed Al-Subhi, salah satu karyawan perusahaan Kedana, mengungkapkan bahwa kerikil langsung dikumpulkan setelah jemaah menyelesaikan ritual lempar jumrah. Foto: Saudi Press Agency
“Kerikil akan jatuh secara vertikal ke bawah dan menetap di ruang bawah tanah fasilitas Jamarat. Kerikil akan terkumpul di kedalaman 15 meter di tiga pilar,” kata Al-Subhi seperti dikutip dari Saudi Gazette. Foto: Saudi Press Agency
Setelah itu, akan ada mesin seperti ban berjalan yang mengumpulkan batu-batu yang dilempar jemaah, kemudian dilakukan proses pengayakan dan penyemprotan dengan air untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel di batu tersebut. Foto: Saudi Press Agency
Setelah bersih dari kotoran, kerikil dipindahkan ke kendaraan dan disimpan untuk digunakan di musim haji berikutnya. Foto: Saudi Press Agency
