Momen Pulangnya Astronaut Perempuan Pemecah Rekor 328 Hari di Antariksa

Momen pendaratan astronot Christina Koch

Astronot NASA Christina Koch akhirnya kembali ke Bumi setelah menghabiskan 328 hari di International Space Station (ISS). Foto: Associated Press

Menumpangi kapsul Soyuz MS-13, Koch mendarat di Kota Dhezkazgan, Kazakhstan pada Kamis (6/2) pukul 15.12 waktu setempat. Foto: NASA/Bill Ingalls

Koch dibantu keluar dari kapsul oleh tim penyelamat dan tim medis dari Rusia, NASA dan ESA. Foto: NASA/Bill Ingalls

U.S. astronaut Christina Koch reacts shortly after the landing of the Russian Soyuz MS-13 space capsule about 150 km ( 80 miles) south-east of the Kazakh town of Zhezkazgan, Kazakhstan, Thursday, Feb. 6, 2020. A Soyuz space capsule with U.S. astronaut Christina Koch, Italian astronaut Luca Parmitano and Russian cosmonaut Alexander Skvortsov, returning from a mission to the International Space Station landed safely on Thursday on the steppes of Kazakhstan. Koch wrapped up a 328-day mission on her first flight into space, providing researchers the opportunity to observe effects of long-duration spaceflight on a woman as the agency plans to return to the Moon under the Artemis program. (Sergei Ilnitsky/Pool Photo via AP)

Senyum lebar Koch setelah keluar dari kapsul Soyuz. Ia pernah mengatakan sudah sangat merindukan hembusan angin di Bumi. Foto: Associated Press

Setelah menghabiskan 328 hari di ISS, Koch dinobatkan sebagai astronaut perempuan yang tinggal terlama di luar angkasa. Foto: Associated Press

Koch mendarat di Bumi bersama dua rekannya, astronot ESA Luca Parmitano dan kosmonot Alexander Skvortsov yang merupakan bagian dari ekspedisi 61. Foto: Associated Press

Saat di ISS, Koch juga memecahkan rekor setelah melakukan spacewalk dengan tim astronaut yang semuanya wanita bersama rekan astronaut Jessica Meir. Foto: Associated Press

Astronaut European Space Agency Luca Parmitano saat keluar dari kapsul. Astronaut harus dibantu untuk keluar dari kapsul karena masih menyesuaikan diri dengan gravitasi di Bumi. Foto: NASA/Bill Ingalls