Begini Wajah Asli Para Cosplayer yang Selalu Tampil Memukau

Di Jepang, ada hashtag challenge bagi para cosplayer untuk membagikan foto-foto mereka sebelum dan setelah makeup menggunakan kostum karakter. (Foto: Boredpanda)

Hastag tersebut adalah #レイヤーのオンとオフ, yang jika diartikan dalam bahasa indonesia adalah 'dengan dan tanpa layer'. (Foto: Boredpanda)

Dan hasilnya, banyak cosplasyer yang tak segan untuk membagikan wajah polos tanpa makeup. (Foto: Boredpanda)

Menurut sebuah artikel oleh Artifice, asal-usul cosplay di Amerika Utara dimulai sekitar tahun 1930-an. (Foto: Boredpanda)

Awalnya dijuluki hanya sebagai 'kostum,' dan tidak para peserta untuk meniru penampilan karakter tertentu. (Foto: Boredpanda)

Tak hanya wanita, para pria juga meramaikan challenge cosplayer. (Foto: Boredpanda)

Istilah 'cosplay' sendiri telah ditemukan oleh seorang wartawan Jepang Nobuyuki Takahashi pada tahun 1984 yang menggabungkan kata-kata 'Costume (kostum)' dan 'Play (permainan).' (Foto: Boredpanda)

Ia dikreditkan untuk penggunaan pertamanya setelah ia menghadiri Worldcon di Los Angeles. (Foto: Boredpanda)

Kala itu ia menerjemahkan kata 'Masquerade (topeng)' dan ia berpikir bawah kata tersebut terdengar terlalu kuno dan kemudian ia menggunakan kata Cosplay untuk menggambarkan konsep tersebut. (Foto: Boredpanda)

Sekarang, meskipun banyak cosplayer berpartisipasi hanya untuk bersenang-senang, ada beberapa yang melakukannya untuk mencari nafkah. (Foto: Boredpanda)

Hingga ada juga ajang kompetisi berhadian bagi yang bisa mememengkan kostum dan makeup terbaik sesuai karakter yang ia tiru. (Foto: Boredpanda)

Pesatnya pertumbuhan jumlah orang yang ber-cosplay sejak 1990-an telah membuat fenomena ini menjadi bagian penting dari budaya pop di sebagian besar tempat di seluruh dunia. (Foto: Boredpanda)

Acara cosplay telah menjadi bagian dari konvensi lain dan sekarang bahkan telah dijadikan sebagai kompetisi lokal dan internasional. (Foto: Boredpanda)