Cerita Pilu Buruh di Balik Kecanggihan Gadget Apple dan Amazon

Apple dan Amazon paling menjadi sorotan dalam kerja sama dengan Foxconn. Keduanya yang terbanyak menggunakan tenaga buruh Foxconn merakit gadget mereka. Foto: Getty Images

Ada luka dan kisah pilu para buruh yang merakit gadget Apple dan Amazon. Para pekerja ini bisa bekerja hingga 80 jam lembur dalam sebulan, melebihi batas yang diperbolehkan undang-undang yakni normal 36 jam. Mereka juga tidak dilindungi asuransi keselamatan dan kesehatan, dan pekerja harus meminta izin kepada supervisor jika ingin pergi ke toilet saat sedang bekerja. Foto: Getty Images

Di 2018, Amazon mengakui bahwa ribuan pekerjanya yang merakit speaker pintar Echo dan Kindle di China, dipekerjakan secara ilegal dan diupah dengan tidak layak. Hal ini membuat Amazon melakukan investigasi mendalam. Foto: Internet

Investigasi serupa juga pernah dilakukan Apple ketika menghadapi kasus banyaknya buruh yang bunuh diri karena tekanan pekerjaan dan kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak layak. Foto: Getty Images

Selain isu bunuh diri, karyawan Foxconn pun pernah didera kasus keracunan makanan pada 2006. Foto: Getty Images

Sebanyak 180 pekerja di pabrik Foxconn di Shenzen mengalami keracunan makanan secara massal sehingga harus ditangani tenaga medis. Foto: Getty Images

Betapapun pilu dan kisah para pekerja Foxconn, tak menyurutkan minat para pekerja untuk melamar ke sana. Banyak di antaranya yang datang dari daerah jauh untuk bekerja di Foxconn. Foto: Getty Images

Saat musim Imlek tiba, ribuan pekerja Foxconn yang tinggal jauh dari tempat mereka bekerja, berbondong-bondong mudik ke kampung halaman. Foto: Getty Images

Bukan berarti pekerja Foxconn diam saja. Desakan untuk meningkatkan kesejahteraan berkali-kali mereka upayakan. Pada 2013, lebih dari 1.000 buruh Foxconn menggelar demo besar-besaran. Foto: Getty Images

Aksi demo dipicu ketidakpuasan karyawan terhadap besaran gaji yang mereka peroleh. Mereka juga meminta kondisi lingkungan bekerja yang lebih baik. Foto: Getty Images