Nah, untuk mengawasi aktivitas online penumpang ini, tenaga pramugari bakal diandalkan. Contohnya, jika kebetulan penumpang membawa anak kecil dan orang di sampingnya mengakses pornografi, mereka bisa mengajukan komplain pada pramugari.
Menurut Steve Jones, profesor studi internet di University of Illinois, pekerjaan monitoring ini memang perlu seiring makin banyaknya maskapai penerbangan yang menawarkan internet di Amerika Serikat. American Airlines jadi yang pertama dan bakal diikuti maskapai lainnya, misalnya Delta Airlines.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di lain pihak, Tim Maxwell selaku VP dari Aircell, yakni perusahaan penyedia layanan internet di pesawat mengakui, pemblokiran konten di pesawat masih jadi diskusi hangat. Namun sepertinya, pembatasan akses bukan pilihan utama maskapai. Karenanya, penumpang hanya akan dibatasi aktivitas online-nya oleh penumpang lain atau pramugari.
Namun tak berarti pramugari menerima begitu saja tugas itu. Sara Nelson yang mewakili asosiasi pramugari Association of Flight Attendants menyatakan, menjadikan pramugari sebagai 'polisi moral' di pesawat adalah hal pelik. Masalah misalnya bisa terjadi soal kriteria akses yang dianggap tidak pantas.
"Tugas pramugari sudah cukup banyak. Sulit rasanya menerima lebih banyak tanggung jawab," kata Sara seperti dilansir FoxNews dan dikutip detikINET, Selasa (26/8/2008).
Bincang seru seputar internet? Gabung yuk di detikINET Forum! (fyk/dwn)