Apple mengumumkan kemitraan strategis dengan WWF Indonesia untuk mendukung pelestarian Hutan Bukit Tigapuluh, salah satu kawasan hutan hujan tropis dataran rendah terakhir di Pulau Sumatera. Lanskap ini merupakan rumah bagi sejumlah satwa langka yang terancam punah, termasuk harimau Sumatera, gajah Sumatera, dan orangutan Sumatera, yang populasinya terus tertekan akibat aktivitas manusia.
Selama lebih dari satu dekade, WWF Indonesia bersama mitra lokal telah menjalankan berbagai upaya konservasi di Bukit Tigapuluh, mulai dari penanaman dan regenerasi hutan, pemantauan populasi satwa liar, hingga perlindungan kawasan dari pembalakan liar. Upaya tersebut juga melibatkan komunitas lokal dan masyarakat adat, yang selama ini berperan penting dalam menjaga kelestarian hutan.
Melalui kemitraan ini, Apple memberikan dukungan pada dua program utama yang dinilai krusial untuk perlindungan ekosistem Bukit Tigapuluh.
Program pertama adalah Eyes on the Forest, sebuah inisiatif pemantauan kejahatan kehutanan yang memanfaatkan teknologi satelit, intelijen lokal, dan sistem pemantauan hutan. Program ini bertujuan melacak aktivitas ilegal seperti pembalakan liar serta memperkuat kolaborasi antara WWF, pengelola taman nasional, pemerintah daerah, dan komunitas setempat dalam menjaga kawasan hutan secara menyeluruh.
Program kedua berfokus pada pemantauan satwa liar melalui camera trap survey di lanskap Bukit Tigapuluh. Survei ini dilakukan untuk mendeteksi keberadaan dan pergerakan satwa liar Sumatera, menjaga keberlanjutan populasinya, mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa, serta mengidentifikasi area prioritas yang membutuhkan restorasi habitat dan peningkatan pengelolaan.
Vice President of Environment, Policy and Social Initiatives Apple, Lisa Jackson, menyatakan bahwa kemitraan ini sejalan dengan komitmen Apple dalam mendukung upaya perlindungan lingkungan secara global.
"Kami bangga dapat mendukung pekerjaan penting WWF Indonesia untuk merestorasi lanskap Bukit Tigapuluh di Sumatera, sekaligus membantu melindungi masyarakat serta satwa liar yang bergantung pada ekosistem berharga ini," ujar Lisa Jackson dalam pernyataannya.
Sementara itu, Aditya Bayunanda, CEO WWF Indonesia, menegaskan bahwa Bukit Tigapuluh memiliki nilai strategis bagi keanekaragaman hayati dunia. Ia menyebut kawasan ini sebagai salah satu benteng terakhir bagi spesies ikonik yang terancam punah.
"Lanskap Bukit Tigapuluh merupakan harta karun keanekaragaman hayati global. Kemitraan dengan Apple menunjukkan kekuatan kolaborasi dalam memajukan upaya konservasi yang kami lakukan bersama masyarakat adat setempat. Dukungan terhadap program Eyes on the Forest dan camera trap survey memperkuat kemampuan kami untuk memantau, melindungi, dan memulihkan ekosistem vital ini," kata Aditya.
Kemitraan Apple dan WWF Indonesia ini juga menjadi bagian dari komitmen lingkungan jangka panjang Apple. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat tersebut menargetkan untuk menjadi carbon neutral di seluruh jejak operasionalnya pada akhir dekade ini, dengan mengurangi emisi gas rumah kaca global hingga 75 persen dibandingkan baseline tahun 2015.
Untuk mencapai target tersebut, Apple berkomitmen mentransisikan seluruh rantai pasokannya agar menggunakan 100 persen energi terbarukan, mencocokkan konsumsi listrik pelanggan dengan energi bersih, meningkatkan penggunaan material daur ulang dan terbarukan dalam produk, mengurangi pengiriman udara dengan beralih ke transportasi laut, serta menekan emisi dari gas industri dalam proses manufaktur.
Hingga saat ini, Apple mengklaim telah berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 60 persen. Informasi lebih lanjut mengenai komitmen lingkungan perusahaan, termasuk detail kemajuan menuju target Apple 2030, dapat ditemukan dalam Laporan Lingkungan Apple 2025 yang tersedia di situs resmi perusahaan.
Simak Video "Video: Sam Sung Ex Karyawan Apple Putuskan Resign dan Ganti Nama"
(afr/afr)