Ericsson Hackathon 2025 resmi melahirkan tiga inovasi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan jaringan 5G yang dinilai paling siap menghadapi tantangan industri Indonesia. Kompetisi yang digelar bersama Qualcomm, Kemenperin, dan Komdigi ini menampilkan solusi nyata untuk sektor manufaktur, kesehatan, dan budidaya ikan.
Future of Tech, Maikroskop, dan Tanikan terpilih karena memiliki dampak langsung, skalabilitas tinggi, serta potensi besar mendukung transformasi digital menuju Visi Indonesia Digital 2045. Berikut rangkuman tiga inovasi terbaik yang berhasil mencuri perhatian para juri Ericsson Hackathon 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minerva
Inovasi Minerva garapan Future of Tech menjadi pemenang pertama Ericsson Hackathon 2025. Dinobatkan sebagai inovasi paling berdampak bagi sektor industri.
CEO Future of Tech Adrian paparkan alasan pengembangan Minerva Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Solusi Minerva memanfaatkan 5G, digital twin, big data, dan AI untuk menciptakan pabrik semi-otonom yang lebih efisien dan hemat energi. CEO Future of Tech, Adrian, menyoroti urgensi transformasi manufaktur Indonesia yang menghabiskan 46% energi nasional dan masih bergantung pada proses manual hingga 70%.
Menurut Adrian, peningkatan efisiensi sebesar 1% saja dapat menghemat hingga Rp 3 triliun secara industri. Minerva 3.0 hadir dengan empat teknologi kunci:
- 5G-Integrated Digital Twin Network
Menghadirkan data mesin secara real-time dari seluruh lini produksi. - Predictive & Prescriptive Analytics
Diagnosis kesehatan mesin hingga tingkat komponen. - AI Energy Optimization & Simulation
Mensimulasikan ribuan skenario energi untuk menemukan konfigurasi paling efisien. - AI Assistant untuk Operator
Operator bisa bertanya kondisi mesin dan rekomendasi perbaikan secara langsung
Keunggulan Minerva. Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Minerva telah diuji di sebuah pabrik di Medan dan menghasilkan perubahan signifikan:
- Penurunan kerugian produksi Rp 1,7 triliun β Rp 6,2 miliar
- Biaya maintenance anjlok Rp 380,9 miliar β Rp 390,9 juta
- Efisiensi manufaktur meningkat 11%
- Emisi karbon menurun 14%
Adrian menegaskan bahwa solusi ini mampu membuat pabrik "lebih pintar, lebih cepat, dan lebih menguntungkan".
Maikroskop
Problem klasik layanan kesehatan Indonesia adalah lamanya proses analisis laboratorium, terutama di daerah yang minim fasilitas. Di sinilah inovasi Maikroskop menunjukkan relevansinya. Berdasarkan data 2022, terdapat 217.000 kematian dan 400.000 kasus terlambat ditangani akibat pemeriksaan yang memakan waktu 10-14 hari.
Maikroskop Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Maikroskop menghadirkan solusi dengan:
- Digitalisasi mikroskop,
- Kamera beresolusi tinggi,
- Analisis AI yang bisa dilakukan kapan saja.
- Tenaga kesehatan cukup memotret slide mikroskop, mengunggahnya, dan hasil analisis AI langsung tersedia dalam hitungan jam.
Fitur Maikroskop Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Seluruh gambar dan video disimpan untuk melatih model AI sehingga hasil diagnosis semakin akurat. Sistem ini juga:
- mendukung file XSL lokal,
- melacak riwayat sampel,
- mengurangi human error.
"Percepatan waktu analisis ini sangat krusial, terutama bagi daerah terpencil," ujar DannyIsmarianto dari TimMaikroskop saat acara finalEricsson Hackathon 2025 di Garuda Spark Innovation Hub, FX Sudiman, Jakarta, Jumat (14/11/2025)
Tanikan
Tanikan menawarkan solusi untuk sektor aquaculture yang rentan mengalami kegagalan aerator-penyebab utama kematian massal ikan bioflok. Kerugian satu kolam bisa mencapai Rp 30 juta, sehingga monitoring 24/7 menjadi kebutuhan vital.
Tanikan memanfaatkan IP camera, model AI object detection, dan jaringan 5G untuk memantau kondisi aerator secara real-time. Jika aerator mati, petani langsung menerima notifikasi melalui aplikasi mobile.
Tanikan Foto: Adi Fida Rahman/detikINET |
Teknologi ini juga dilengkapi:
- AI-O untuk memantau kadar oksigen,
- Smart Fish Counting
- Analisis kualitas air berbasis video streaming.
- Dibangun dengan Snapdragon dan Dataset Lapangan
Model AI Tanikan diproses secara real-time menggunakan chip Snapdragon dari Qualcomm. Tim kemudian melatih model dengan dataset video asli dari kolam-kolam petani, didukung akademisi ITB.
- Menghemat biaya hingga Rp 6,1 juta per siklus
- Menurunkan risiko mortalitas ikan
- Mengoptimalkan konsumsi pakan
- Meningkatkan produktivitas petani
Saat ini Tanikan telah terjual 272 paket dan digunakan oleh petani skala besar di Jawa Tengah.
(afr/rns)
















































