Dalam sidang PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) mendatang, Presiden Palestina Mahmud Abbas dicekal Amerika Serikat dengan penolakan visa. Akan tetapi, teknologi membantunya untuk tetap bersuara.
"Negara Palestina dapat mengirimkan pernyataan Presidennya yang telah direkam sebelumnya, yang akan diputar di Ruang Sidang Umum," menurut keterangan PBB.
Melansir Al Jazeera, pidato-pidato Majelis Umum dijadwalkan dimulai pada hari Selasa waktu setempat setelah para pemimpin berkumpul pada hari Senin untuk menghadiri pertemuan puncak. Pertemuan ini diselenggarakan oleh Prancis dan Arab Saudi yang bertujuan untuk membangun momentum menuju solusi dua negara (two-state solution) antara Israel dan Palestina.
"Gaza adalah isu nomor satu di Majelis Umum PBB," lapor Editor Diplomatik Al Jazeera James Bays dari New York.
"Semua pemimpin datang ke sini dan menyampaikan pidato mereka. Namun pada kesempatan ini... visa Mahmud Abbas ditolak... yang sangat tidak biasa," ujarnya.
Bays mengatakan bahwa suara mayoritas yang mendukung Abbas berpidato di Majelis Umum PBB melalui video merupakan 'gambaran opini internasional tentang Palestina dan Gaza'. Ini pun menunjukkan bahwa saat ini sangat sedikit negara yang mendukung Israel dan AS.
Duta Besar Palestina Riyad Mansour pun berkomentar mengenai penolakan visa itu dan menyebutnya sebagai penyalahgunaan wewenang dan hukuman bagi Negara Palestina yang seharusnya tidak terjadi. Mansour menambahkan bahwa Palestina tidak akan mengalah sedikit pun dalam haknya untuk berpartisipasi penuh di PBB.
Debat Umum Tingkat Tinggi PBB akan dimulai pada 23 September ini di New York, AS. Rangkaian Sidang Majelis Umum PBB ke-80 ini telah dibuka sejak 9 September lalu.
Baca juga: Superman Pro Palestina dan Anti Israel? |
Simak Video "Video Penyelidikan PBB Sebut Israel Lakukan Genosida di Palestina"
(ask/ask)