Induk TikTok Tuntut Anak Magang yang Sabotase AI, Nilainya Rp 17 Miliar
Hide Ads

Induk TikTok Tuntut Anak Magang yang Sabotase AI, Nilainya Rp 17 Miliar

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 29 Nov 2024 08:50 WIB
FILE PHOTO: A new Bytedance sign is seen on the facade of its headquarters in Beijing, China August 8, 2018. REUTERS/Stringer/File Photo ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
ByteDance mengajukan tuntutan kepada mantan anak magangnya senilai Rp 17,4 miliar. Tuntutan ini merupakan buntut dari sabotase AI yang dilakukan si anak magang. Foto: Stringer/Reuters
Jakarta -

ByteDance mengajukan tuntutan kepada mantan anak magangnya senilai USD1,1 juta (setara Rp 17,4 miliar). Tuntutan ini merupakan buntut dari sabotase terhadap sistem kecerdasan buatan (AI) ByteDance yang dilakukan si anak magang.

Tian Keyu, mantan anak magang ByteDance tersebut, diduga melakukan penyerangan terhadap large language model (LLM) sistem AI milik ByteDance. Kasus ini menggegerkan China, karena terjadi ketika negara itu sedang menggenjot AI secara mandiri tanpa bergantung dengan teknologi dari Amerika Serikat.

Dikutip dari Reuters, perusahaan induk TikTok ini menuntut Keyu senilai USD1,1 juta yang disebut sebagai nilai kerugian yang ditimbulkan anak magang tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Legal Weekly, media yang dibekingi pemerintah China, menyebutkan, tuntutan itu tertera dalam dokumen gugatan di Pengadilan Distrik Haidian, Beijing, China.

Gugatan hukum yang melibatkan perusahaan dan pekerja sebenarnya sudah biasa terjadi di China. Namun, kasus hukum antara perusahaan dengan anak magang apalagi dengan nilai kerugian sebesar ini, baru kali ini terjadi.

ADVERTISEMENT

Kasus ini memicu perhatian karena pelatihan LLM AI menjadi sangat penting di kalangan raksasa teknologi China saat ini. Teknologi yang dimiliki ByteDance diklaim mampu memproduksi teks, gambar, dan output lainnya dari sumber data yang besar.

Menurut laporan Legal Weekly, Keyu yang teridentifikasi sebagai mahasiswa pascasarjana di Peking University, diduga secara sengaja melakukan sabotase terhadap LLM AI dengan memanipulasi kode dan melakukan modifikasi tanpa izin.

Dalam unggahan media sosial pada Oktober lalu, ByteDance mengatakan telah mengeluarkan anak magang tersebut pada Agustus lalu. Namun, ByteDance mengatakan rumor yang menyebutkan perusahaan kehilangan jutaan dolar AS dan berdampak pada lebih dari 8.000 GPU-nya merupakan hal yang berlebihan.




(rns/rns)