Mengenal THAAD, Penjinak Rudal Tercanggih AS yang Dikirim ke Israel
Hide Ads

Mengenal THAAD, Penjinak Rudal Tercanggih AS yang Dikirim ke Israel

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 16 Okt 2024 20:00 WIB
The first of two Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) interceptors is launched during a successful intercept test. The test, conducted by Missile Defense Agency (MDA), Ballistic Missile Defense System (BMDS) Operational Test Agency, Joint Functional Component Command for Integrated Missile Defense, and U.S. Pacific Command, in conjunction with U.S. Army soldiers from the Alpha Battery, 2nd Air Defense Artillery Regiment, U.S. Navy sailors aboard the guided missile destroyer USS Decatur (DDG-73), and U.S. Air Force airmen from the 613th Air and Operations Center resulted in the intercept of one medium-range ballistic missile target by THAAD, and one medium-range ballistic missile target by Aegis Ballistic Missile Defense (BMD). The test, designated Flight Test Operational-01 (FTO-01), stressed the ability of the Aegis BMD and THAAD weapon systems to function in a layered defense architecture and defeat a raid of two near-simultaneous ballistic missile targets
Sistem anti rudal THAAD. Foto: U.S. Department of Defense/Ralph Scott
Jakarta -

Sistem pertahanan THAAD yang dikirim ke Israel, adalah salah satu senjata antirudal terkuat milik militer Amerika Serikat, disebut mampu mencegat rudal balistik sejauh 150 hingga 200 kilometer. Tingkat keberhasilannya diklaim hampir sempurna dalam pengujian.

Dengan kombinasi sistem radar dan pencegat canggih, THAAD (Terminal High-Altitude Area Defense) adalah satu-satunya pertahanan rudal AS yang dapat menghancurkan rudal balistik jarak pendek, menengah, dan menengah jauh, baik di dalam atau luar atmosfer saat fase akhir penerbangan atau menukik ke sasaran.

Pencegat THAAD bersifat kinetik, menghancurkan target dengan tabrakan. Menurut Congressional Research Service, militer AS punya 7 sistem THAAD, masing-masing terdiri dari 6 peluncur yang dipasang di truk, dengan 8 senjata pencegat masing-masing, radar, serta komponen pengendali tembakan dan komunikasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sistem THAAD dibuat produsen pertahanan AS, Lockheed Martin dan biasanya dioperasikan sekitar 95 tentara. Karena tidak membawa hulu ledak peledak, rudal THAAD dapat mencapai ketinggian tinggi dengan cepat.

Yang tidak dapat dilakukannya justru adalah menangkis senjata yang lebih kecil dan lebih sederhana seperti drone yang digunakan oleh kelompok seperti Hamas dan Houthi. Ini karena drone berukuran kecil dan tidak mendekat dari ketinggian.

ADVERTISEMENT

Satu sistem baterai THAAD berharga mulai USD 1 miliar hingga USD 1,8 miliar. Pertahanan udara Israel saat ini menggunakan tiga sistem yaitu Iron Dome mencegat rudal jarak pendek dari 4 hingga 70 km, David's Sling mencegat rudal menengah dari 40 hingga 300 km dan Arrow System mencegat rudal jarak jauh hingga 2.400 km. Sistem THAAD pun menjadi pelapisnya.

"Sistem THAAD sangat rumit sehingga memerlukan awak terlatih sebanyak 94 orang dan mereka adalah tentara AS," sebut Al Jazeera yang dikutip detikINET. Pasukan AS dikerahkan lantaran tidak ada waktu untuk melatih tentara Israel.

Apa yang membuat THAAD sangat akurat dalam menyasar rudal lawan adalah sistem radarnya. Sistem ini dapat melacak target pada jarak hingga 3.000 kilometer.




(fyk/fay)
Berita Terkait