Amerika Borong Drone Kamikaze Senilai Rp 15,3 Triliun

Anggoro Suryo - detikInet
Minggu, 01 Sep 2024 14:07 WIB
Foto: Interesting Engineering
Jakarta -

AeroVironment (AV) mendapat kontrak senilai USD 990 juta atau sekitar Rp 15,3 triliun dari pemerintah Amerika Serikat untuk memasok drone kamikaze buatannya ke US Army.

Drone kamikaze yang dimaksud adalah Lethal Unmanned System (LUS) buatan AeroVironment, yaitu Switchblade 300 dan 600, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Minggu (1/9/2024).

Tak diketahui berapa banyak drone yang dibeli dengan nilai kontrak sebesar itu. Namun yang jelas kontraknya berlangsung selama lima tahun ke depan, dan akan mulai dikirimkan dalam beberapa bulan ke depan.

Meski disebut sebagai drone, Switchblade sebenarnya adalah sebuah misil atau peluru kendali dengan akurasi tinggi. Ia bisa ditembakkan menggunakan semacam peluncur mortir, atau bisa juga dilempar dengan tangan layaknya pesawat aeromodeling.

Sebelum meledak, rudal ini bisa terbang selama 40 menit dan mengirimkan tangkapan video ke pasukan yang mengontrol drone ini, sebelum akhirnya diarahkan ke target dan meledakkan diri. Pengontrolnya berupa tablet yang dipegang oleh pasukan di darat yang meluncurkan rudal ini.

Switchblade 300 dan 600 dipilih karena bisa menghancurkan kendaraan lapis baja, tank, sampai pasukan musuh yang berlindung di bangunan.

"AV bangga sudah dipilih untuk memasok Switchblade untuk bisa memenuhi kebutuhan Army yang darurat ini. Kontrak terbaru ini menunjukkan kematangan dan efektivitas dari sistem kami, termasuk posisi AV yang strategis untuk memproduksi secara cepat dan mengirimkan solusi canggih ini untuk operator di medan perang," kata SVP AeroVironment dan GM Loitering Munition System Brett Hush.

Switchblade 300 bisa terbang selama 20 menit dengan jangkauan jarak 30km. Ia bisa dioperasikan di darat, laut, ataupun platform yang sedang bergerak. Karena tingkat kebisingan yang sangat rendah, sistem ini sulit dideteksi, diidentifikasi, ataupun diikuti.

Sementara itu Switchblade 600 bisa terbang selama 40 menit dengan jangkauan hingga 40km. Hulu ledak anti tank-nya sama seperti rudal panggul Javelin yang sudah banyak digunakan.

Kedua model ini dilengkapi dengan kamera electro-optical dan infra merah, yang membuat operatornya bisa mendapat pandangan bird view untuk memata-matai target, ataupun memandu rudal secara manual jika dibutuhkan.

Sebelum kontrak terbaru ini, militer AS memang sudah menggunakan rudal serupa untuk menyerang militer Rusia di perang Ukraina.





Simak Video "Video Erdogan Undang Putin-Zelensky-Trump, Berunding Akhiri Perang"

(asj/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork