Bos CrowdStrike: 97% Perangkat Windows yang Tumbang Sudah Pulih

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 27 Jul 2024 15:30 WIB
Foto: REUTERS/Bing Guan
Jakarta -

Sudah seminggu berlalu sejak insiden tumbangnya jutaan perangkat Windows di banyak negara yang membuat layanan penerbangan dan kesehatan lumpuh. CrowdStrike, perusahaan keamanan siber yang update-nya menyebabkan insiden ini, mengklaim sebagian besar perangkat yang crash sudah kembali pulih.

Dalam postingannya di LinkedIn, CEO dan co-founder CrowdStrike George Kurtz mengatakan lebih dari 97% sistem yang menjalankan software-nya sudah kembali online per 25 Juli 2024. Kurtz berterima kasih kepada pelanggan dan staf, sambil meminta maaf kembali atas insiden ini.

Meski begitu, Kurtz mengakui tugas CrowdStrike untuk memperbaiki perangkat yang terdampak masih belum selesai. Ia mengatakan CrowdStrike berkomitmen untuk memulihkan semua sistem yang terdampak.

"Walaupun saya tidak bisa menjanjikan kesempurnaan, saya bisa menjanjikan respons yang fokus, efektif, dan segera," kata Kurtz dalam postingannya, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (27/7/2024).

Microsoft sebelumnya memperkirakan 8,5 juta perangkat Widows yang mengalami boot loop dan crash karena bug di update yang dirilis CrowdStrike. Angka tersebut, dan estimasi Kurtz, mengindikasikan masih ada sekitar 250.000 perangkat yang masih offline.

Baik CrowdStrike maupun Microsoft langsung berlomba merilis solusi untuk memperbaiki masalah ini. Microsoft meluncurkan tool khusus untuk mempercepat pemulihan perangkat, dan CrowdStrike juga merilis Preliminary Incident Review (PIR) yang menjelaskan bug penyebab insiden ini dengan lebih rinci.

CrowdStrike juga berjanji akan mengambil sejumlah langkah pencegahan agar insiden ini tidak terulang lagi, termasuk menguji update dengan lebih menyeluruh, menambahkan pemeriksaan validasi, dan menggunakan strategi rilis bertahap.

CrowdStrike juga membagikan voucher Uber Eats senilai USD 10 untuk staf dan mitranya sebagai permintaan maaf. Namun beberapa orang yang menerima voucher mengaku tidak bisa menggunakannya karena ditolak oleh sistem Uber.

Insiden ini disebut sebagai gangguan IT terbesar di dunia. Menurut perusahaan asuransi Parametrix, 500 perusahaan teratas di Amerika Serikat mengalami kerugian finansial dengan total hingga USD 5,4 miliar.



Simak Video "Penjelasan CEO CrowdStrike soal Windows Blue Screen Massal"

(vmp/afr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork