Salah satu hal yang paling ditakutkan dari perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah bahwa teknologi ini akan mengendalikan bahkan menggantikan manusia.
Bagaimanapun, menurut CEO dan Founder of HMNS Parfume Rizky Arief Dwi Prakoso, manusia dituntut bisa beradaptasi dengan segala perubahan tersebut. Dalam pekerjaannya, Rizky berupaya memanfaatkan AI untuk strategi marketing media sosial brand-nya.
"Nggak ada alasan untuk tidak mencoba dan belajar pakai karena AI memudahkan pekerjaan kita. Kalau nggak beradaptasi kita bisa ketinggalan karena ke depannya perkembangan AI bakal lebih canggih lagi yang kita sendiri nggak tahu dunia kita nantinya bakal seperti apa," sebutnya di acara Ngopi detikINET 'AI untuk Social Media Marketing', di The Habitate, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Etika AI
Berkaitan dengan etika yang rentan dilanggar oleh keberadaan teknologi AI, Rizky mengingatkan bahwa manusia tetap harus memegang kendali. Dalam implementasi dunia kreator konten, manusia harus mempertahankan keaslian dan sentuhan humanis dalam konten tersebut.
"Sangat sulit melawan laju teknologi, kita dipaksa ikut. Dari sisi etikanya paling nggak menurutku gimana agar ketika creating content, authenticity dan objective tetap datang dari kita, jangan 100% diserahkan ke AI," ujarnya.
Rizky memberikan contoh, tim marketing media sosial marketing di perusahaannya membuat animasi dengan memanfaatkan AI, namun keseluruhan ceritanya dibangun oleh timnya.
"The whole story kita create sendiri, memasukkan authenticity dan human touch-nya harus tetap ada," ujarnya.
"Jangan abai karena kita lagi di proses development, tiap hari ada aja perubahan. Kita gak pernah tau kapan AI bisa completely mengubah dunia yang mungkin kita juga nggak siap. Menyeramkan memang, tapi lebih menyeramkan ketika dunia berubah tapi kita nggak tahu apa-apa dan ketinggalan jauh," tutupnya.
(rns/fay)