Apple Dituding Pakai Mineral Ilegal untuk iPhone, Mac, dkk

Virgina Maulita Putri - detikInet
Minggu, 28 Apr 2024 17:15 WIB
Foto: REUTERS/Aly Song
Jakarta -

Pemerintah Republik Demokratik Kongo menuding Apple telah menggunakan mineral hasil eksploitasi yang diperoleh secara ilegal. Apple pun didesak untuk menjelaskan asal material yang digunakan di perangkat buatannya.

Kelompok pengacara yang mewakili pemerintah Kongo telah melayangkan surat yang ditujukan kepada CEO Apple Tim Cook beberapa hari yang lalu. Lewat surat itu, Apple diberikan waktu tiga minggu untuk menjelaskan caranya memonitor supply chain mereka di daerah yang penuh konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.

"Sudah jelas bagi kami bahwa tahun demi tahun, Apple telah menjual teknologi yang dibuat dengan mineral yang bersumber dari wilayah yang populasinya diguncang oleh pelanggaran hak asasi manusia yang berat," kata kelompok pengacara yang mewakili Kongo, seperti dikutip dari Washington Post, Minggu (28/4/2023).

"iPhone, komputer Mac, dan aksesoris yang dijual Apple kepada pelanggannya di seluruh dunia mengandalkan rantai pemasok yang terlalu sulit diterawang, dan ternoda oleh darah rakyat Kongo," sambungnya.

Bagian timur Kongo merupakan salah satu wilayah yang paling kaya mineral di seluruh dunia. Tapi wilayah ini selalu bergejolak sejak tahun 1990-an, dan sekarang kondisinya kembali memburuk setelah kehadiran kelompok bersenjata M23.

Pemerintah Kongo curiga mineral yang penting untuk komponen elektronik seperti timah, tungsten, tantalum, dan emas (3TG) yang didapat pemasok Apple sebenarnya berasal dari Kongo tapi diselundupkan ke negara tetangga Rwanda sebelum dijual di supply chain global.

Kongo menuduh Rwanda telah mendanai dan mengarahkan milisi M23 ke wilayah timur negaranya untuk menguasai dan menambang mineral secara ilegal. Mereka menyoroti bagaimana perusahaan teknologi mengaku mendapatkan mineral 3TG dari Rwanda, padahal produksi di negara itu sangat minim.

Tuduhan ini tidak sejalan dengan laporan yang dirilis Apple bertajuk Conflict Minerals Report. Dalam laporan tersebut, produsen iPhone itu mengaku tidak menemukan hubungan antara mitra smelter dan penyulingan dengan kelompok bersenjata di Kongo.

"Kami tidak menemukan basis yang masuk akal untuk menyimpulkan bahwa pabrik peleburan atau penyulingan 3TG manapun yang ditetapkan di supply chain kami hingga 31 Desember 2023 secara langsung atau tidak langsung mendanai atau menguntungkan kelompok bersenjata di RDK atau negara tetangganya," kata Apple dalam laporan tersebut.



Simak Video "Video: Apple Resmi Umumkan iOS 26 di WWDC 2025"

(vmp/hps)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork