Cerita Seller TikTok Berdayakan Ibu Rumah Tangga Jadi Afiliator

Inkana Putri - detikInet
Sabtu, 13 Apr 2024 09:00 WIB
Foto: Co-Founder Gently Indonesia Nyoman Anjani (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Migrasi sistem elektronik TikTok Shop ke Tokopedia resmi selesai pada 27 Maret lalu. Sistem ini pun kini dikelola sepenuhnya oleh Tokopedia melalui platform Shop Tokopedia.

Selesainya proses ini membuat para seller TikTok Shop kembali dapat memanfaatkan afiliator (affiliates) Tiktok Shop untuk mendorong peningkatan brand awareness dan penjualan via Shop Tokopedia.

Tokopedia mencatat saat ini mereka didukung lebih dari 14 juta penjual (merchant) dengan mayoritas UMKM lokal. Sementara manajemen TikTok Indonesia menyatakan mereka didukung sekitar 6 juta bisnis lokal dan 7 juta kreator affiliate.

Gently Indonesia menjadi salah satu brand lokal yang memanfaatkan kerja sama dengan afiliator. Brand lokal yang fokus pada produk personal care untuk bayi dan ibu ini pertama kali dirilis pada April 2022 setelah setahun melakukan riset dan pengembangan produk. Setelah itu, perusahaan mulai menjual lewat TikTok Shop sejak September 2022.

Diinisiasi oleh pengusaha lokal jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Massachusetts Institute of Technology (MIT), produk ini mengedepankan formula yang lembut (gently), aman, berkhasiat, dan harganya terjangkau.

Co-Founder sekaligus CEO Gently Indonesia Nyoman Anjani mengatakan saat ini, Gently, menggandeng lebih dari 14.000 afiliator dan jumlahnya berpotensi bertambah.

"Kalau virality TikTok itu seperti snowball effect (efek bola salju), jadi satu affiliate viral, maka bisa mendukung affiliate lain viral juga. Target bisa tiap bulan ada ratusan affiliate, jadi kami tambah, rekrut terus affiliate," kata Nyoman dalam keterangannya, Sabtu (13/4/2024).

Foto: Instagram Gently Indonesia

Nyoman menambahkan dari sisi komisi, para afiliator umumnya dapat menghasilkan sekitar 10-20% dari GWM.

"Kalau lagi ada video viral dengan GMV ratusan juta rupiah, maka anggap saja dari ratusan juta GMV itu dia (afiliator) dapet komisi 10% sudah per bulan, dia dapat Rp 10 juta," jelas Nyoman.

"That's why TikTok sangat membantu para ibu rumah tangga, yang mereka sebenarnya mengurus anak, tapi rajin bikin konten, bisa banget bantu rumah tangga di Indonesia karena mereka bisa dapat komisi, bisa bayangin Rp 10 juta per bulan itu lumayan banget," sambungnya.

Meski saat ini brand miliknya sudah populer, Nyoman bercerita saat awalnya belum memahami strategi berjualan di TikTok. Bahkan, akun TikTok Gently Indonesia masih sepi karena belum ada konten video dan live streaming juga belum 24 jam.

Sejak saat itu, ia menggandeng TikTok specialist demi membuat video mendekati 24 jam dalam 7 hari. Sayangnya, di awal-awal jualan live streaming itu belum bisa viral, padahal mereka sudah mengirim sampel produk ke beberapa afiliator (affiliates) kategori ibu.

"Kami kirimin produk gratis ke mereka untuk di-review video dan kami beri komisi. Waktu itu belum dapat virality, hingga suatu hari saat Imlek itu, aku ingat banget ada seorang ibu, dia bikin video review tentang produk kami dan itu viral sampai 1,5 juta view," ceritanya.

"Dari situ akhirnya kami virality terus, tapi mungkin saya bisa bilang itu bertahan sampai Agustus, sekitar 7 bulanan, setelah itu kami juga mendorong offline channel dan mulai open reseller, sehingga diverifikasi enggak cuma rely on (bergantung ke) Tiktok doang," lanjutnya.

Dampak Regulasi Pemerintah

Nyoman mengungkapkan saat TikTok Shop menutup operasi karena patuh terhadap regulasi Kementerian Perdagangan (Kemendag), penjualan Gently turun hingga 20-30%. Gently pun langsung mencari kanal lain untuk mendiversifikasi penjualan.

Meski demikian, Nyoman penjualan online termasuk e-commerce lain belum mampu mengejar TikTok Shop.

"Bersyukur, penutupan TikTok Shop cuma sampai Desember 2023. Sayangnya waktu Tiktok tutup itu platform lain nggak bisa ngejar, sistem affiliate Tiktok kuat banget dan affiliate network-nya," ucapnya

Namun saat TIkTok Shop hadir kembali lewat Shop I Tokopedia, penjualan Gently Indonesia langsung kembali ke normal.

"Jadi semua video yang dahulu ada keranjang kuning itu naik lagi, orang bisa langsung check out, thats why penghasilan langsung balik ke normal, enggak ada adaptasi dari kecil lagi, itu amazing sih, yang aku nggak ngerti sih," ungkapnya.

Ia pun berharap dengan hadirnya Shop Tokopedia, pemerintah bisa memperkuat regulasi barang-barang impor yang murah dari luar negeri, termasuk China. Nyoman pun menilai kehadiran Shop Tokopedia sudah tepat karena segmentasi pasar antara konsumen di platform media sosial dan ecommerce berbeda.

"Nature konsumennya Tiktok sama Tokopedia beda banget. Kalau digabung malah jadi aneh, karena ceruk market emang unik sih per masing- masing platform. Orang yang sudah biasa pakai Tokopedia, belum tentu juga mau pakai TiktTok," jelasnya

Mantan Country Manager for Digital Transformation and Sustainability PT Unilever Indonesia Tbk ini pun menambahkan, awal mula membangun Gently sebetulnya berangkat dari pengalaman pribadinya saat melihat produk baby care didominasi impor. Selain itu, ia juga khawatir dengan adanya efek samping dari kandungan berbahaya, dan harga yang cukup tinggi.

Menurutnya, kebanyakan skincare bayi dan anak di Indonesia yang kualitasnya premium dan formulanya lembut atau gentle itu masih didominasi brand impor dari Prancis, Malaysia, dan Amerika Serikat dengan harga di atas Rp 300.000 per produk.

"Dari situ saya pikir eh kenapa saya nggak bikin sendiri produk baby care yang gentle formulation tapi harganya terjangkau di bawah Rp 100.000?" ucapnya

"Karena dulu saya bekerja di pabrik consumer goods, jadi saya sedikit banyak tahu cara bikin produk. Dari situ saya coba cari pabrik maklon, coba develop produk 1 tahun dan akhirnya bisa launching April 2022," pungkasnya.




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork