Pakar Medsos: IG Sasar Pasar Segmented, TikTok Kejar Viral
Hide Ads

Pakar Medsos: IG Sasar Pasar Segmented, TikTok Kejar Viral

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Rabu, 03 Apr 2024 22:05 WIB
Ilustrasi media sosial
Ilustrasi media sosial (Foto: Getty Images/iStockphoto/12963734)
Jakarta -

Daya penetrasi Instagram (IG) sangat kuat jika hendak menyasar segmen bisnis. Sementara, TikTok lebih pas untuk mengatrol akun hingga ke seluruh dunia. Karenanya, pengelola akun bisnis media sosial harus paham dinamika karakter media sosial.

Demikian dikatakan Ghani Fatahillah, founder IG @kulinerbandung dan TikTok @bandungkuliner yang diikuti 1,05 juta follower, dalam webinar besutan Komunitas Kibar'99 'Menaikkan Cepat Follower Akun Bisnis', akhir pekan lalu.

Menurut dia, algoritma IG tidak membidik netizen sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya. Dia mencontohkan akunnya terbanyak diikuti dari Kota Bandung dan Jakarta, terutama para penggemar wisata kuliner.

IG tidak lantas berusaha menjadikan konten tersebut masuk dalam linimasa netizen di kota lainnya apalagi ke seluruh dunia. Namun akan berfokus dulu pada kluster utama sampai follower terus bertambah sekaligus loyal.

"Ini beda dengan TikTok, algoritmanya tidak fokus mengejar segmen prilaku tertentu. Tapi seluas-luasnya bisa tersebar hingga seluruh dunia, sehingga lebih cepat membuat terkenal-nya," sambungnya.

Komunitas Kibar'99 adalah komunitas beranggotakan alumni SMA Negeri 1 Cianjur tahun 1999 lintas profesi. Visi organisasi kemasyarakatan ini adalah sinergi dan berbagi untuk alumni, almamater, dan asal kelahiran yakni Cianjur.

Dalam acara yang dipandu Group Head of Account Solutions BJB, Yeni Fatimah, Ghani banyak mengupas pengalamannya mengelola akun medsos profesional sejak tahun 2005 dengan diawali akun X (Twitter) selagi masih jadi mahasiswa.

Menurut dia, walau sudah jutaan follower, dirinya tetap selalu berusaha mengemas suatu konten dengan elegan dan seolah olah tidak terlihat seperti iklan (soft selling) karena konten yang berbentuk seperti itu menarik banyak perhatian penonton.

Tentunya, konten secara umum harus bersifat informatif dan jelas mudah dimengerti orang. Namun ada kalanya juga sebuah konten tidak dicantumkan semua informasi tentang kuliner tersebut dengan tujuan memancing orang berkomentar dan penasaran dengan info lanjutannya.

"Rutin juga adakan giveaway, apalagi seperti bulan puasa sekarang. Syaratnya harus selalu komen, follow, dan share. Cara ini bisa menambah follower hingga ribuan tanpa harus keluar dana. Sebab, hadiah dan voucher itu saya selalu dapatkan dari mitra perusahaan," katanya.

Ghani menjelaskan, trik adakan give away harus terlebih dahulu infokan di story akan give away yang akan diadakan. Setelah itu, selalu beri pertanyaan yang sederhana dan mudah dengan keharusan tag tiga akun teman lainnya agar lebih banyak yang mengikuti give away.

Jangan lupa pula, sambung dia, konten yang ada divariasikan. Misal boleh ada intro humor, traveling, sampai how to dalam beberapa feed, namun tetap bagian tengah dan belakangnya berisikan sajian utama dari akun kita.

"Pengelola akun juga harus disiplin posting, minimal sehari sekali itu wajib. Tapi bukan sembarang posting ya jika serius ingin jadi akun medsos profesional. Semuanya harus berkonsep, konsisten, dan ada schedule-nya," katanya.

Ghani mengatakan, pengelola akun medsos juga harus mampu menemukan waktu dan durasi tertentu yang pas agar konten bisa viral. Selain itu, unggah juga konten-konten yang menarik dan berbeda dari sebelumnya agar membuat penonton penasaran.

Sesuaikan pula durasi konten, maksimal 1,5 menit di IG, dengan isi kontennya tak membuat penonton bosan menontonnya. Serta jangan buat konten yang setengah-setengah agar tidak di-skip oleh penonton.

Muhammad Sufyan Abd, Ketua Umum Komunitas Kibar'99 mengatakan, acara dibuat karena posisi dan penetrasi lokapasar dan media sosial bisnis kian vital di masyarakat Indonesia. Bukan lagi opsi penjualan, tapi sudah menjadi saluran utama dari banyak perusahaan.




(fay/fyk)