Usai Pemilu Indonesia, Uni Eropa Menyusul, TikTok Akan Terus Lawan Hoax
Hide Ads

Usai Pemilu Indonesia, Uni Eropa Menyusul, TikTok Akan Terus Lawan Hoax

Argya D. Maheswara - detikInet
Rabu, 14 Feb 2024 21:48 WIB
ilustrasi aplikasi TikTok
Ilustrasi TikTok. (Foto: Unsplash/@solenfeyissa)
Jakarta -

Selain Indonesia, Uni Eropa juga bakal menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu) Parlemen. TikTok pun dengan tegas mengatakan, akan memberantas hoax di platformnya.

ByteDance, induk perusahaan TikTok, menyampaikan bahwa mereka akan melakukan hal itu di 27 negara Uni Eropa, dengan bahasa lokal negara tersebut seperti dilansir detikINET dari Reuters, Rabu (14/2/2024).

Dalam Pemilu Parlemen Eropa nanti, setidaknya ada sekitar 30% anggotanya menggunakan TikTok. Maka dari itu, Head of Trust & Safety TikTok, Kevin Morgan, bilang akan meluncurkan sistem yang dapat memudahkan pengguna dalam memisahkan fakta dan hoax.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bulan depan, kami akan meluncurkan sistem dengan bahasa lokal untuk masing-masing dari 27 negara anggota UE untuk memastikan orang dapat dengan mudah memisahkan fakta dari fiksi," ungkapnya.

Di sini TikTok bekerjasama dengan komisi pemilihan lokal di masing-masing negara, serta melibatkan organisasi masyarakat sipil. Sistem yang dibangun raksasa media sosial ini diberi nama 'Pusat Pemilihan' dan akan menyajikan informasi yang terpercaya.

ADVERTISEMENT

"Kami akan bekerja dengan komisi pemilihan lokal dan organisasi masyarakat sipil, Pusat Pemilihan ini akan menjadi tempat di mana komunitas kami dapat menemukan informasi yang terpercaya dan kredibel," tambah Kevin.

TikTok pun turut menjalin kerja sama dengan sembilan lembaga cek fakta di Eropa. Mereka juga berencana memperluas jaringan mengenai pengecekan fakta, serta melakukan kampanye mengenai literasi media.

Perusahaan berencana melalui sistem yang dibangun tersebut, akan menghasilkan video edukasi tentang proses pemilihan dan informasi mengenai pemilihan-pemilihan di tahun sebelumnya.

Di Indonesia, TikTok sudah bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu. Tujuannya adalah memberikan edukasi kepada pengguna TikTok di Indonesia mengenai Pemilu 2024 dan memberantas hoax serta misinformasi pemilu.




(hps/fay)