Tank Rusia dan Ukraina Sama-sama Gagal Total, Ini Alasannya
Hide Ads

Tank Rusia dan Ukraina Sama-sama Gagal Total, Ini Alasannya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Minggu, 14 Jan 2024 11:00 WIB
Russian Defence Minister Sergei Shoigu inspects a Swedish CV-90 infantry fighting vehicle, that was abandoned by Ukrainian soldiers after being hit by a hand-held anti-tank grenade, at the frontline headquarters of the Centre army group involved in Russia-Ukraine conflict, at an unknown location, in this picture released August 4, 2023. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Tank dalam perang Rusia Ukraina. Foto: Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
Jakarta -

Baik Rusia maupun Ukraina tidak berhasil melakukan serangan tank secara efektif. Padahal armada tank Rusia cukup perkasa, sementara Ukraina memperoleh bantuan tank modern dari barat. Apa alasannya?

Rupanya, medan datar dan banyaknya drone di langit membuat tank sulit beroperasi secara efektif. Riley Bailey, analis Rusia di Institute for the Study of War, mengatakan serangan tank sulit berhasil tanpa kejutan. "Banyak peperangan manuver mekanis pada tingkat tertentu bertumpu pada kemampuan bergerak maju dengan cepat dan membuat musuh lengah," katanya.

Lanskap datar di Ukraina timur dan selatan menyebabkan tidak ada tempat menyembunyikan barisan kendaraan lapis baja. "Di beberapa daerah, semuanya datar dan Anda dapat melihat siapa pun datang dari jarak beberapa kilometer," kata Bailey.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikINET dari Insider, alasan lain adalah banyaknya drone di angkasa. Baik Rusia maupun Ukraina sangat bergantung pada drone pengintai dan penyerang, dan langit dipenuhi drone selama beberapa pertempuran.

Drone pengintai digunakan mengawasi musuh, dan seringkali menyediakan data penargetan untuk artileri dan senjata jarak jauh. Drone penyerang sendiri adalah senjata, yang dalam beberapa kasus merusak atau melumpuhkan kendaraan lapis baja dan tank.

ADVERTISEMENT

Baik Rusia maupun Ukraina sama-sama mengalami kerugian ketika mencoba menggunakan tank dan kendaraan lapis baja. Rusia mengalaminya dalam skala lebih luas, berulang kali mengalami kerugian besar.

Kekalahan tank Rusia terjadi di Bucha pada tahun 2022, di Vuhledar pada awal tahun 2023, dan berulang kali di kota timur Avdiivka sekitar akhir tahun 2023.

Rusia dan Ukraina masih memperjuangkan Avdiivka, salah satu titik panas perang. Ukraina mengklaim, kerugian Rusia di sana termasuk 44 tank dalam satu hari. Intelijen AS mengatakan bulan Desember bahwa Rusia kehilangan lebih dari 220 tank dan 13.000 prajurit di Avdiivka sejak melancarkan serangan bulan Oktober.

Kurangnya terobosan kendaraan dan tank, dan kesulitan yang dihadapi kedua belah pihak dalam mencoba mengejutkan satu sama lain, membuat tidak ada pihak membuat terobosan besar. Pertahanan kuat Rusia, termasuk ladang ranjau, membuat medan perang statis. Ukraina mengatakan sekutunya tak mengirim senjata yang dibutuhkan untuk mencapai terobosan.




(fyk/fyk)