Mark Zuckerberg Jadi Peternak Sapi, Eh Malah Dikritik

Mark Zuckerberg punya profesi baru, yaitu beternak sapi di lahan miliknya di Hawaii. Akan tetapi ia malah menuai beberapa kritik. Apa alasannya?

Belum lama ini, sang pendiri Facebook memposting di Instagram foto makan steak medium rare dari peternakan Ko'olau di kompleks Kauai miliknya yang bernilai USD 100 juta dan seluas 1.400 hektar. Di sana, Zuck dilaporkan beternak sapi wagyu dan Angus, keduanya menghasilkan daging sapi termahal dan paling banyak dicari.

"Aku mulai ternak sapi di peternakan Ko'olau di Kauai, dan tujuanku adalah menghasilkan daging sapi dengan kualitas terbaik di dunia," tulisnya.

"Tiap sapi memakan 5.000-10.000 pon makanan tiap tahunnya, jadi itu berarti jumlah pohon macadamia yang banyak. Putriku membantu menanam pohon macadamia dan merawat berbagai hewan. Kami masih tahap awal perjalanan dan sangat menyenangkan untuk terus meningkatkannya tiap musim. Dari semua proyekku, ini yang paling enak," tambahnya.

Di X, banyak yang mengejek karir baru Zuckerberg sebagai peternak sapi. "Bangga padamu, kawan. Kamu benar-benar mewujudkan impian memasukkan makanan ke dalam mulutmu dengan cara yang menyebabkan perubahan iklim terbesar bagi umat manusia," tulis jurnalis Andrew Greenberg.

Shalin Gala dari kelompok hak asasi hewan PETA juga mengecam Zuckerberg. "Mark, Abad Kegelapan menelepon dan mereka ingin kamu kembali," tulisnya.

Daging sapi merupakan penyumbang utama penggundulan hutan, polusi air, dan pemanasan global. Ilmuwan memperingatkan konsumsi harus diturunkan, terutama di negara maju, untuk membatasi dampak krisis iklim. Seekor sapi dewasa dapat melepaskan hingga 500 liter metana per hari, menyumbang sekitar 3,7 % dari seluruh emisi gas rumah kaca.

Belum lagi sapi Zuckerberg itu diberi makan kacang macadamia dan bir. Makanan semacam itu diberikan untuk merangsang nafsu makan sapi, tapi jarang dilakukan.

"Memelihara ternak dengan mengonsumsi kacang macadamia dan bir yang banyak mengandung air hanyalah tontonan aneh yang dilakukan para miliarder," kata Mitch Jones, direktur Food & Water Watch, kepada outlet tersebut.

"Kita perlu mempromosikan kelangsungan pertanian skala kecil dan menengah yang berfungsi untuk memberi makan semua orang, tidak hanya selebriti kaya," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari Independent, Sabtu (13/1/2024).