Debat Capres 2024 yang ketiga mengangkat tema pertahanan keamanan. Semalam Capres Ganjar Pranowo membayangkan Indonesia punya alutsista dengan teknologi mutakhir. Menurutnya, pertahanan Indonesia harus berlapis dan terintegrasi se-Nusantara.
"Kita mesti masuk pada wilayah 5.0 dengan teknologi rudal hipersonik, senjata siber, sensor kuantum dan sistem senjata otonom," kata Ganjar.
Nah, apa yang dimaksud dengan senjata siber dan sistem senjata otonom? Berikut penjelasan singkatnya yang dihimpun detikINET dari berbagai sumber
Senjata siber
Senjata siber umumnya didefinisikan sebagai agen malware atau program jahat yang digunakan untuk tujuan militer, paramiliter, atau intelijen sebagai bagian dari serangan siber.
Senjata siber termasuk virus komputer, trojan, spyware, dan worm yang dapat memasukkan kode berbahaya ke dalam perangkat lunak sehingga menyebabkan komputer atau perangkat, melakukan tindakan atau proses yang tidak diinginkan.
Senjata siber biasanya disponsori atau digunakan oleh negara atau non-negara dan dipakai pada target tertentu. Senjata siber dapat melakukan tindakan yang biasanya memerlukan tentara atau mata-mata, dan akan dianggap ilegal atau tindakan perang jika dilakukan langsung oleh manusia selama masa damai.
Seringkali senjata siber dikaitkan dengan kerusakan fisik atau fungsional pada sistem yang diserangnya, misalnya serangan malware canggih Stuxnet pada sistem nuklir Iran. Namun sebenarnya, belum ada konsensus mengenai apa yang secara resmi disebut senjata siber.
Sistem senjata otonom
Menurut Palang Merah Internasional, sistem senjata otonom adalah senjata apa pun yang memilih dan mengerahkan kekuatan terhadap sasaran tanpa perlu campur tangan manusia.
Seseorang mengaktifkan senjata otonom, namun bisa saja mereka tidak mengetahui secara spesifik siapa atau apa yang akan diserang, maupun di mana dan atau kapan serangan tersebut akan terjadi.
Hal ini karena senjata otonom dipicu dan digerakkan oleh sensor dan perangkat lunak, yang mencocokkan apa yang dideteksi sensor di lingkungan dengan 'profil target'.
Profil itu misalnya saja bentuk kendaraan militer atau pergerakan seseorang. Yang memicu aksi adalah kendaraan atau korbannya itu, bukan penggunanya. Dengan kata lain jika target sudah cocok dengan sistem, target itu otomatis akan diserang. Salah satu contohnya misalnya sistem anti rudal yang akan langsung menembak saat sasaran terdeteksi.
(fyk/afr)