Penggunaan media sosial oleh Generasi Z sebagai 'Digital Native' memiliki pengaruh tersendiri. Beberapa aspek penting dari kehidupan Generasi Z turut dipengaruhi media sosial.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Media Sosial yang juga Koordinator platform Bijak Bersosmed, Enda Nasution. Ia berpendapat bahwa sebagai generasi yang besar dengan keberadaan teknologi digital, tentu media sosial memiliki pengaruh terhadap gaya hidup bahkan pandangan hidup Generasi Z.
"Kelahiran 2000-an pasti besar dan hidup dengan adanya teknologi digital itu, saya rasa pasti mempengaruhi gaya hidup, cara berpikir mungkin juga pandangan hidup," kata Enda pada detikINET, Rabu (13/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, detikINET juga mencoba bertanya kepada beberapa Generasi Z megenai pandangan mereka soal dampak media sosial dalam hidup mereka.
Annisa (22) merupakan seorang mahasiswi yang aktif berselancar di media sosial. Menurut pengakuannya, ia menghabiskan 12 jam dari sehari untuk berselancar di media sosial.
Menurutnya, media sosial memiliki dampak positif maupun negatif. Negatifnya, ia mengaku kerap cemas ketika melihat ragam pencapaian orang di media sosial. Walau begitu, media sosial juga menjadi tempat hiburan baginya.
"Dua-duanya sih, ada dampak buruknya ada positifnya juga. Realistis aja, dampak buruk tuh ada cemas, liat-liat SG orang, pencapaiannya, LinkedIn, Tapi baiknya ada ya, kalo cari hiburan kan ke sosmed juga," ungkapnya.
detikINET juga menemui Bela (17) yang merupakan pelajar SMA kelas 12. Ia mengaku aktif di media sosial lebih dari sepuluh jam sehari. Menurutnya, media sosial juga memiliki dampak positif dan negatif yang berkaitan.
Ia mengaku kerap menjadi overthinking ketika melihat orang sekitarnya berada di posisi yang lebih sukses. Walau begitu, ia juga menemui konten yang dapat menetralisir kecemasannya di media sosial.
"Ada sih negatif positifnya, kalo negatifnya liat orang seumuran kita udah sukses terus jadi kepikiran 'bisa enggak ya kaya dia' gitu, tapi positifnya juga ada, kadang lewat di TikTok kalo kita tuh ga boleh overthinking," ceritanya.
Bagus (18) yang ditemui detikINET memiliki pandangan berbeda tentang dampak media sosial terhadap dirinya. Ia merasa sering terganggu dengan narasi di media sosial yang tidak sesuai dengan dirinya. Namun, baginya media sosial juga merupakan tempat belajar lebih banyak tentang bahasa asing.
"Kalau dari aku ada dampak negatif, saya suka emosi kalo liat komentar yang nggak sependapat sama saya, saya suka melampiaskannya sendiri kaya ke orang-orang rumah,kalau positifnya saya bisa mengasah skill berbahasa Inggris, kan ada informasi-informasinya di medsos," terang Bagus.
(fyk/fyk)