.webp)
Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengungkapkan meski nomor seluler sudah tidak aktif lagi, akun WhatsApp masih ada dan digunakan. Hal itu berpotensi bisa disalahgunakan untuk melakukan penipuan online.
Pada mulanya, Merza mengungkapkan seiring dengan berkembangnya ekosistem digital, banyak hal yang dinilai sebagai kekurangan regulasi. Ia mencontohkan, penggunaan akun WhatsApp yang pakai nomor telepon seluler.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, nomor telepon seluler tersebut didapatkan operator seluler dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) secara resmi.
"Tapi, apa yang terjadi hari ini? WhatsApp, Telegram pakai nomor telepon itu, yang terus terang belum tentu nomor itu aktif," ujar Merza di Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
"Jadi, kalau bapak-bapak punya nomor 0881xxx yang hari ini dipakai, kemudian dipakai WhatsApp, lalu tidak langganan lagi karena tidak diisi ulang, mati nomor itu, WhatsApp ini tetap hidup dengan nomor itu," jelas Merza.
Hal itu yang dinilai operator seluler sebagai kekosongan regulasi yang terjadi saat ini. Sebab, tak sedikit terjadi penipuan online yang memanfaatkan layanan pesan instan.
"Sekarang, yang terdaftar itu nama bapak, tetapi mungkin di WhatsApp bukan punya bapak yang pakai, begitu juga di Telegram. Ini merupakan kekosongan regulasi," ungkap dia.
"Masalah registrasi tidak hanya di dalam WhatsApp, tapi seluruh OTT, tidak ada aturan siapa yang boleh pakai atau tidak. Sementara kami regulasinya sangat ketat, harus validasi ke Dukcapil, sedangkan WhatsApp, Telegram, Signal, tidak ada regulasinya," pungkas Merza.
(agt/fay)
