Pelajaran dari Film Budi Pekerti yang Relate dengan Netizen
Hide Ads

Pelajaran dari Film Budi Pekerti yang Relate dengan Netizen

Khalisa Fitri - detikInet
Kamis, 02 Nov 2023 21:45 WIB
Premier Budi Pekerti
Foto: Khalisha Fitri
Jakarta -

TikTok bersama Rekata Studio, yang baru saja merilis film Budi Pekerti, menyuarakan #SalingJaga agar netizen pengguna Media Sosial bergotong royong menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman.

Hal ini disampaikan melalui pemutaran perdana film Budi Pekerti di Senayan City, Jakarta, pada Kamis (02/11/2023). Anbar Jayadi, Outreach and Partnership, Trust and Safety, TikTok Indonesia, mengatakan kerja sama dilakukan karena cerita Budi Pekerti sesuai dengan visi dan misi TikTok dalam menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi pengguna.

"Yang terjadi pada Bu Prani sangat relate pada kita. Dia itu korban framing," jelas Silma Agbas, ketua Komite Publikasi dan Media Sosial Mafindo, yang bekerja sama dengan TikTok dalam mewujudkan visi dan misi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bu Prani merupakan tokoh fiksi dari film Budi Pekerti. Diceritakan, ia menjadi korban framing saat memarahi pembeli kue putu yang berusaha menerobos antrian. Semenjak video yang menjatuhkan namanya itu viral di media sosial, dunianya perlahan hancur.

Cerita ini sesuai dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Wregas sendiri mengaku ide cerita Budi pekerti terinspirasi dari pengalamannya sendiri.

ADVERTISEMENT

Suatu hari, ia melihat video seorang ibu yang menegur karyawan. Ibu itu kemudian trending karena dianggap tidak memiliki sopan santun. Video itu pun menjadi meme dan hidupnya berubah.

"Ada banyak ibu dan bapak guru yg trending karena memberikan hukuman dan pelajaran pada siswanya. Begitu di posting di media sosial dan jadi tren, banyak yang bilang bahwa hukuman itu tidak layak pada siswa. Dari situ ide cerita ini muncul," tambah Wregas Bhanuteja, sutradara film Budi Pekerti, dalam keterangan yang diperoleh detikINET, Kamis (02/11/2023)

TikTok melakukan upaya dua arah dalam memastikan peristiwa yang menimpa Bu Prani dan kasus hoax lainnya bisa dicegah. Upaya ini berasal dari pihak TikTok maupun pengguna TikTok.

Upaya TikTok cegah hoax

TikTok memiliki kebijakan panduan komunitas yang salah satu kebijakannya adalah pelarangan perundungan. Melalui kebijakan ini, TikTok akan membatasi interaksi di komentar,stitch, duet, dan pesan yang membahayakan bagi pengguna.

Selain itu, Tiktok juga bekerja dengan fact checker dalam memastikan kredibilitas konten yang ada sehingga pengguna bisa terhindar dari asupan hoax.

Di lain sisi, Silma mengatakan bahwa tidak semua data yang menampilkan konten hoax itu masuk ke fact checker. Untuk itu, TikTok juga memberikan kendali bagi pengguna untuk bekerja sama mencegah penyebaran hoax.

Tiktok telah memberikan fitur-fitur yang menjadi alat pengguna dalam mengendalikan penyebaran konten di TikTok mereka. Beberapa di antaranya:

1. Fitur swipe. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk bisa mengabaikan konten yang tidak diminatinya dengan mudah.
2. Fitur bendera. Fitur berupa tombol bendera ini akan membatasi konten pengguna, seperti pada konten hoax, kekerasan, kebencian, dan masih banyak lagi.
3. Fitur "Refresh your For You Feed", di mana pengaturan rekomendasi feed TikTok pengguna diset ulang sehingga seperti saat baru pertama kali membuka TikTok.
4. Fitur "Filter video keywords". Pengguna bisa hanya mendapatkan konten yang sesuai dengan kata kunci yang pengguna inginkan.

Upaya demi Pemilu 2024 yang bersih

Mungkin masih terngiang di kepala kita video buatan AI di mana presiden RI Joko Widodo terlihat fasih berbahasa Arab dan China. Ini adalah fenomena yang mengerikan, mengingat lisan yang keluar dari tokoh besar seperti presiden itu sungguh krusial bagi ketahanan bangsa dan negara.

Merujuk pada pernyataan Anbar, TikTok bekerja sama dengan Badan Pengawas Pemilu dalam meluncurkan kanal khusus pemilu di mana pengguna bisa memperoleh informasi kredibel terkait pemilu.

Ini akan sangat bermanfaat dalam menahan pengguna Tiktok menerima hoax yang bisa mengarah pada perpecahan bangsa. Menurut data dari Menkominfo yang diambil dari CNBC Indonesia, terhitung ada 526 konten hoaks pemilu di media sosial sejak 19 Januari sampai 27 Oktober 2023.

Cara saling jaga

Di akhir acara, Silma memberikan tips bagi para pengguna media sosial TikTok untuk saling jaga dalam bermedia sosial.

1. Check and recheck

Hal pertama yang perlu dilakukan saat mendapatkan sebuah informasi adalah melakukan check and recheck. Mintalah sumber beserta tautannya kepada penyebar informasi tersebut.

Kalau orang itu tidak mampu memberikan sumber yang kredibel, maka nasehati sehingga ia pun sadar bahwa tidak baik menyebar informasi sembarangan.

"Minta sumbernya mana dan linknya mana untuk sekalian mengedukasi orang yang menyebar informasi untuk sadar. Jadi kita saling jaga dan mengedukasi," ujar Silma.

2. Jaga jempol

Setelah melakukan check and recheck dan ternyata kredibel, sebaiknya jangan langsung disebar. Pikirkan, apakah penyebaran informasi ini akan menyakiti atau merugikan pihak tertentu? Yang menurut kita lucu, bisa jadi menyakitkan bagi sebagian orang.

"Dulu mulutmu harimaumu. Sekarang, jempolmu harimaumu," Silma menegaskan.

3. Laporkan

Bila informasi yang didapatkan ternyata adalah hoax, maka laporkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, laporan ini akan mempermudah fact checker dalam mencegah penyebaran hoax di TikTok.

Dengan adanya pemutaran ini, TikTok berharap masyarakat dapat teredukasi untuk saling jaga dan bijak dalam bermedia sosial, serta bergotong royong dalam menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman bagi pengguna.




(fyk/fyk)