Konflik Israel-Hamas membunuh anak-anak dengan kecepatan mengerikan, padahal konflik ini baru berlangsung sekitar sebulan. Mayoritas anak tersebut adalah warga Palestina yang tinggal di Gaza. Dilaporkan yang terbunuh berjumlah 3.542 anak pada tanggal 30 Oktober, dibanding dengan sekitar 30 anak yang dilaporkan terbunuh di Israel.
Satu-satunya statistik komprehensif mengenai korban sipil di Gaza berasal dari Kementerian Kesehatan Palestina, yang dikelola Hamas. Setelah Presiden Joe Biden meragukan keakuratannya, Kementerian Kesehatan merilis daftar nama, identitas, dan usia tiap orang yang tewas akibat serangan udara Israel.
Dari sepuluh orang korban tewas di Gaza, empat di antaranya adalah anak-anak. Proporsi kematian anak-anak tersebut melebihi semua konflik bersenjata baru-baru ini, termasuk invasi Rusia ke Ukraina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat-pesawat tempur Israel memang tanpa henti membombardir Gaza setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.400 warga Israel. Lebih dari 200 warga Israel disandera, termasuk sekitar 30 anak-anak.
Organisasi kemanusiaan Save The Children menyebut jumlah anak terbunuh di Gaza dalam 3 minggu melampaui jumlah total anak yang terbunuh di semua zona konflik global sejak 2019. Perang saudara di Suriah menewaskan 27.126 anak selama sekitar sepuluh tahun dan perang saudara di Yaman menewaskan 3.774 anak-anak dalam 7 tahun pertempuran.
Konflik Israel-Hamas baru berlangsung kurang dari sebulan dan terus meningkat ketika Israel memulai operasi darat di Gaza. Korban anak tak berdosa pun dicemaskan semakin meningkat.
Mengapa banyak anak di Gaza jadi korban?
Menurut pakar, ada faktor demografi dan geografi. Hampir setengah dari 2,1 juta penduduk Gaza berusia 18 tahun ke bawah. Selain jadi salah satu wilayah terpadat di dunia, sebagian besar wilayah Gaza datar, sehingga meningkatkan jangkauan efektif bom dan bahan peledak.
Dan Hamas juga banyak beroperasi bawah lingkungan perkotaan yang membuat sulit warga melarikan diri jika Israel menyerang. Namun strategi Israel yang menyerang Gaza secara membabi buta adalah faktor terbesar dalam tragedi ini.
"Intensitas pemboman yang mereka lakukan membawa risiko yang dapat diperkirakan terhadap kerugian warga sipil. Jumlah korban tewas yang signifikan sejalan dengan pemboman yang intens," cetus Omar Shakir, direktur Human Rights Watch.
"6.000 bom yang menurut Israel dijatuhkan di Gaza selama minggu pertama adalah jumlah yang luar biasa," kata Brian Finucane, mantan penasihat hukum perang Departemen Luar Negeri, yang sekarang bekerja di International Crisis Group. "Jumlahnya lebih besar dibanding yang dijatuhkan koalisi AS melawan ISIS dalam sebulan penuh."
(fyk/fyk)