Indonesia akan membeli 24 unit jet tempur F-15EX buatan Boeing. Pesawat yang mulai diproduksi pada tahun 2021 ini, adalah pesawat multirole atau multi peran segala cuaca yang berbasis McDounell Douglas F-15E Strike Eagle.
Seperti dikutip detikINET dari Fox News, Angkatan Udara AS dalam sebuah uji coba puas karena setelah 2 tahun uji eksperimen, F-15EX melampaui ekspektasi dalam soal jumlah dan berat senjata yang bisa diangkutnya. Selain itu, pengoperasiannya juga lebih efisien dibanding jet tempur siluman F-35.
Jadi sejarahnya, di awal tahun 2021, Angkatan Udara menerima dua pesawat pembom tempur F-15EX pertama yang dipesan pada pertengahan tahun 2020, masing-masing seharga USD 80 juta, dengan 6 pesawat sisanya untuk Lot 1 dikirimkan tahun ini.
Jet tempur ini adalah F-15E yang ditingkatkan untuk menggantikan F-15E lama yang akan segera pensiun. F15-E lama juga jarang diterbangkan lantaran sudah banyak dipakai selama perang di Afghanistan dan Irak.
F-15EX awal tahun 2023 ini, telah diuji membawa dan meluncurkan hingga 12 rudal udara ke udara. Sebelumnya, jumlah rudal yang paling banyak dibawa tergantung di sayap adalah delapan atau enam. F-15EX dapat pula membawa hingga 13,6 ton senjata, lebih banyak dari model F-15 lainnya.
Dengan 12 rudal itu, F-15EX Eagle II juga akan membawa lebih banyak rudal dibanding jet tempur lain dalam inventaris Angkatan Udara AS. Sebagai perbandingan, F-16 Fighting Falcon, F-22 Raptor, dan F-35A Lightning II Joint Strike Fighter masing-masing dapat menampung hingga enam, delapan, dan enam rudal.
Tak hanya itu, F-15EX lebih murah untuk dibeli dan dioperasikan dibandingkan F-35. Selain itu untuk misi yang tidak terlalu bergantung pada teknologi siluman, F-15EX dinilai lebih murah dan lebih mumpuni dibandingkan versi lama F-35.
Peningkatan pada pesawat ini memungkinkannya beroperasi selama 20.000 jam terbang dengan biaya USD 29.000 per jam. Ini hanya sepertiga dari biaya pengoperasian F-35, yang masing-masing dijual seharga USD 100 juta.
F-15EX yang tergolong baru, masih sebatas dioperasikan AU Amerika Serikat, tapi sudah mulai diminati oleh negara-negara lain. Indonesia kemungkinan akan menjadi salah satu negara pertama di luar AS yang mengoperasikannya.
Simak Video "Video idEA ke Pemerintah: Tolong Perhatikan, E-Commerce Masih Penuh Tekanan"
(fyk/fyk)