Kematian Remi Lucidi meninggalkan duka bagi sahabat sesama pendaki gedung pencakar langit, Dakamaru. Dia yakin pria asal Prancis itu tidak terpleset dan jatuh.
Hal tersebut disampaikan pada The Mirror belum lama ini. Menurutnya dengan keterampilan yang dimiliki agak mustahil Remi Lucidi dapat tergelincir.
Dakamaru menambahkan kalau merencanakan aksi memanjat gedung pencakar langit bisa menjadi proses yang 'longgar'. Karenanya dia berpendapat bahwa akhir tragis pendakian Lucidi jarang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika Anda mencapai tingkat keterampilan tertentu, terpleset dan jatuh tidak mungkin. Menurut saksi, Remi terjebak di luar jendela. Itu pasti tempat di mana dia tidak bisa keluar. Dia pasti telah menghabiskan cukup banyak waktu di sana sehingga lelah dan tidak dapat mempertahankannya lebih lama lagi," ujarnya.
"Saksi menyatakan dia keluar dari jendela sambil mengetuk. Mungkin di tepi tipis bagian luar gedung. Tidak banyak ruang untuk bergerak. Mungkin tidak ada cara untuk duduk, berputar, berjongkok atau mengubah posisi dengan cara apa pun. Dan tidak peduli seberapa bugar Anda secara fisik adalah, dalam kondisi seperti itu kamu pasti akan lelah pada akhirnya."
Kendati menyebabkan sahabatnya kehilangan nyawa, Dakamaru tidak akan berhenti untuk menaklukkan gedung tinggi.
"Tragedi seperti teman saya tidak pernah menggoyahkan keyakinan inti kami. Kami tahu apa yang kami lakukan dan mengapa kami melakukannya. Kami menyadari konsekuensinya. Saya tidak dapat membayangkan proses orang mengatakan kepada kami: ' Anda mungkin jatuh, itu berbahaya, Anda akan mati jika jatuh'... Nah, bayangkan betapa besar wahyu ini bagi kita." tandasnya.
Untuk diketahui RemiLucidi dikabarkan terjatuh saat selfie dari lantai 68 sebuah bangunan di Hong Kong. Ia sepertinya sempat minta tolong.
Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), Lucidi tiba di kompleks Tregunter Tower sekitar pukul 18.00 dan memberitahu satpam bahwa ia akan mengunjungi seorang teman di lantai 40. Namun, setelah naik lift, ia malah naik tangga menuju atap gedung.
Rekaman kamera keamanan menunjukkan bahwa Lucidi terakhir terlihat pada pukul 19.38 ketika ia mengetuk jendela penthouse di lantai 68 untuk meminta bantuan. Seorang asisten rumah tangga yang berada di dalam melihatnya, tapi karena curiga dia tidak membukanya sehingga Lucidi beranjak pergi dan menemui ajalnya.
Polisi menduga bahwa Lucidi terjebak di luar penthouse dan tidak bisa masuk kembali ke dalam gedung. Ia kemudian terpeleset dan jatuh dari ketinggian sekitar 213 meter. Polisi juga menemukan kamera milik Lucidi yang berisi video aksi-aksi berbahaya lainnya.
Polisi menerima telepon dari satpam gedung tentang kebocoran gas, tapi ketika tiba di sana, mereka menemukan mayat pria itu di luar gedung, di mana kejatuhannya tampaknya merusak pipa gas. Petugas menemukan kartu identitas Prancis serta kamera dengan rekaman lama dari beberapa aksi ekstrim.
"Ada kemungkinan dia terjebak di luar penthouse dan dia mengetuk jendela untuk meminta bantuan, tetapi secara tidak sengaja jatuh hingga meninggal dunia," kata seorang sumber SCMP.
(afr/afr)