Jenderal AS: Jet F-16 Bukan Senjata Sakti Buat Lawan Rusia
Hide Ads

Jenderal AS: Jet F-16 Bukan Senjata Sakti Buat Lawan Rusia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 26 Mei 2023 20:00 WIB
FILE - In this Feb. 24, 2019, file photo, U.S. fighter aircraft F-16 perform aerobatic maneuvers on the last day of Aero India 2019 at Yelahanka air base in Bangalore, India. The Trump administration has informed Congress it plans to sell F-16 fighters worth $8 billion to Taiwan in a move that will inflame already high tensions with China. (AP Photo/Aijaz Rahi, File)
Jenderal AS: Jet F-16 Bukan Senjata Sakti Buat Lawan Rusia. Foto: AP Photo/Aijaz Rahi, File
Jakarta -

Ukraina gembira karena setelah perjuangan sekian lama, jet tempur F-16 yang tergolong canggih dan lincah, sudah mendapat lampu hijau untuk dikerahkan. Akan tetapi menurut Jenderal Amerika Serikat ini, F-16 bukanlah senjata magis untuk melawan Rusia. Mengapa demikian?

Jenderal Mark Miley, chairman Joint Chiefs of Staff, menyatakan bahwa meski Ukraina sudah lama meminta F-16, lebih masuk akal AS memberikan senjata pertahanan udara ke Ukraina untuk mencegah Rusia mendominasi wilayah udara Ukraina.

"Cara tercepat dan termurah untuk mengontrol wilayah udara adalah dari bawah dan. menyediakan sistem pertahanan udara terintegrasi yang efektif. Ini adalah cara paling efektif untuk mencegah superioritas udara oleh Rusia. Itulah yang kami lakukan," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun pengiriman jet F-16 ke Ukraina tidak bisa serta merta karena perlu ada pelatihan terhadap pilotnya, belum lagi biayanya. Milley menyatakan mengirimkan hanya 10 unit F-16 saja akan menelan USD 1 miliar, dan tambahan dalam jumlah yang sama untuk merawatnya.

"Rusia memiliki 1.000 jet tempur generasi keempat dan kelima, jadi jika Anda akan melawan Rusia di udara, Anda akan membutuhkan jumlah yang besar," katanya.

ADVERTISEMENT

"Jadi jika Anda melihat kurva biaya dan melakukan analisis, hal paling cerdas yang harus dilakukan adalah apa yang sudah kami lakukan, yaitu menyediakan sejumlah besar pertahanan udara terintegrasi untuk menutup ruang pertempuran udara dan itulah yang terjadi," paparnya.

Ia pun memperingatkan bahwa dikerahkannya F-16 ke Ukraina nanti tidak akan serta merta membuat perang selesai. "Tidak ada senjata sakti dalam perang. Terkadang sesuatu disebut akan menjadi senjata sakti. Tidak ada seperti itu dan tidak pula F-16 atau yang lainnya," tambahnya.




(fyk/asj)