Popularitas ChatGPT, chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) buatan OpenAI, sukses membuat Google ketar-ketir. Bahkan kreator Gmail Paul Buchheit pun meramal ChatGPT bisa menyalip Google dalam waktu dekat.
Dalam cuitannya di Twitter, Buchheit memperkirakan Google hanya memiliki satu atau dua tahun lagi sebelum bisnis mesin pencarinya dirusak oleh ChatGPT. Namun ia menekankan AI saat ini belum cukup pintar untuk mengalahkan mesin pencari.
"AI akan menghilangkan Search Engine Result Page, tempat mereka menghabiskan sebagian besar uang," kata Buchheit dalam cuitannya, seperti dikutip dari Interesting Engineering, Kamis (2/2/2023).
"Bahkan jika mereka berhasil mengejar AI, mereka tidak bisa menerapkannya sepenuhnya tanpa menghancurkan bagian paling berharga dari bisnis mereka," sambungnya.
Buccheit kemudian membandingkan Google dengan Yellow Pages. Zaman dulu saat internet belum secanggih seperti sekarang, Yellow Pages merupakan bisnis besar karena banyak orang membutuhkan database nomor telepon.
Namun, Google datang dan semua pengguna internet bisa mencari nomor telepon dengan instan, sehingga membuat Yellow Pages tidak berguna lagi. "AI akan melakukan hal yang sama terhadap web search," kata Buccheit.
Sejak diluncurkan secara publik pada November 2022, ChatGPT menjadi destinasi favorit pengguna internet untuk mencari solusi dari pertanyaan mereka. ChatGPT bisa menjawab pertanyaan sederhana, menulis puisi, hingga menulis barisan kode.
Berbeda dengan hasil pencarian di Google yang ditampilkan dalam susunan link hingga banyak halaman, jawaban yang diberikan oleh ChatGPT sifatnya lebih seperti percakapan, sehingga pengguna jadi lebih mudah untuk mengajukan pertanyaan lainnya.
Lantas bagaimana ChatGPT bisa mengancam bisnis mesin pencari Google? Seperti dikatakan oleh Buchheit, sebagian besar pendapatan Google datang dari mesin pencari. Mereka menarik biaya bagi pengiklan yang ingin menampilkan produk atau layanan mereka di bagian teratas hasil pencarian.
Baca juga: 'Google' China Mau Bikin Bot Mirip ChatGPT |
Namun, setelah kehadiran ChatGPT, mesin pencari seperti Google bisa saja kehilangan relevansinya karena pengguna lebih memilih mendapatkan jawaban yang lugas ketimbang puluhan link dalam satu halaman. Meski begitu pengetahuan ChatGPT juga tidak sempurna karena training data-nya terbatas hanya sampai tahun 2021.
Google pun tidak tinggal diam menghadapi popularitas ChatGPT. CEO Google Sundar Pichai bahkan sampai menyatakan 'code red' dan memerintahkan percepatan pengembangan 20 produk AI agar bisa diluncurkan tahun ini.