Pemimpin kultus apokaliptik Jepang, Shoko Asahara dengan nama asli Chizuo Matsumoto, berusia 63 tahun, digantung pada tahun 2018. Dia adalah pendiri agama baru berbahaya, Aum Shinrikyo yang punya banyak anggota. Seperti apa kisah di balik salah satu sekte paling banyak dibicarakan ini?
Asahara dihukum mati karena perannya dalam serangan gas saraf sarin tahun 1995 di kereta bawah tanah Tokyo dan aksi brutal lain yang menewaskan sedikitnya 29 orang. Enam mantan muridnya juga dieksekusi, menurut kementerian Kehakiman Jepang.
Selama memimpin Aum Shinrikyo, Asahara mengizinkan para lawan dibunuh dengan alasan 'karma pembersihan'. Dia juga bekerja sama dengan yakuza dan merencanakan tindakan pemusnahan massal.
"Asahara dengan dalih menawarkan keselamatan, berfantasi tentang memerintah Jepang sebagai raja. Dia mencoba membunuh siapa saja yang menghalangi," tulis pengadilan mengenai motifnya secara singkat.
Sebenarnya, Jepang terlalu kecil untuk ambisinya. Aum Shinrikyo sangat anti Amerika, anti Semit, dan menggunakan kantor-kantor di AS untuk mempersiapkan serangan skala besar di Jepang dan juga serangan masa depan di New York. Asahara rupanya merencanakan dominasi global.
Menilik sejarahnya, Aum Shinrikyo adalah agama baru yang didirikan Februari 1984 oleh Asahara, mencampuradukkan sains, Budha, okultisme, agama timur dan teologi zaman baru. Ashara sendiri dikenal sangat pintar dan karismatik, mengklaim dirinya sebagai dewa yang bisa membersihkan dosa.
Sekte ini mendapat status sebagai organisasi keagamaan di Jepang pada tahun 1989 dan menarik pengikut yang cukup besar di beberapa tempat di dunia. Pada masa puncaknya, Asahara memiliki ribuan pengikut global.
Perlahan-lahan kelompok ini menjadi ketakutan sendiri dengan hari kiamat dan yakin dunia akan tamat dalam perang global. Menurut doktrinnya, dunia akan berakhir karena perang nuklir dan yang selamat hanya sebagian, yang gabung dengan Aum Shinrikyo
Asahara mampu merekrut orang-orang cerdas dan bertahun-tahun mulai mengubah sekte jadi mesin perang efisien. Mereka menggunakan pengendalian pikiran, obat-obatan, ritual rahasia, kekerasan, dan pemerasan untuk menjaga anggota tetap sejalan. Asahara membayangkan dirinya inkarnasi Siwa, dewa kehancuran India.
Tahun 1988, sekte ini mulai terlibat tindak kriminal, dari pemaksaan donasi, penyanderaan anggota, sampai membunuh mereka yang ingin keluar. Pengikutnya pernah membunuh seorang pengacara yang ingin menggugat.
Tahun 1990, 24 anggota Aum Shinrikyo coba mencalonkan diri dalam pemilihan parlemen Jepang, tetapi nihil yang terpilih. Jadi diputuskan bahwa revolusi kekerasan akan diperlukan, dengan segala cara. Mereka bahkan membuat kabinet bayangan di antara para anggota, untuk mengendalikan Jepang pada saatnya.
Halaman selanjutnya, senjata pemusnah massal>>>
(fyk/rns)