Proyek metaverse yang digaungkan oleh Meta, induk perusahaan Facebook, WhatsApp, dan Instagram, saat ini tengah goyah. Country Director Meta Indonesia, Peter Lydian blak-blakan soal masa depan metaverse.

Peter menuturkan bahwa saat ini teknologi untuk kebutuhan komunikasi terus berkembang, semula yang hanya bisa untuk mengetik, mengirim gambar, dan sekarang bisa menggunakan video.

Namun dari evolusi perkembangan teknologi tersebut masih minus akan bahasa tubuh, yang menurut Peter, itu adalah komponen penting dalam berkomunikasi.

"Banyak sekali panca indera yang bisa kita pakai. Dalam konteks mobile phone sekarang agak terbatas, maka ada pressure dan demand untuk membuat teknologi sosial baru. Kami percaya internet akan berubah jadi metaverse, memang 5-10 tahun dari sekarang," ujar Peter di kantor Meta Indonesia, Jakarta, Rabu (19/10/2022).

Hal itu yang saat ini tengah dirancang dan dibangun oleh Meta dengan proyek metaverse. Kendati diprakarsai oleh Meta, teknologi teranyar itu tidak bisa dibangun sendiri, perlu kolaborasi antar pihak.

"Bicara metaverse tidak mungkin dibangun sendiri," ucap dia.

Peter menjelaskan ada tiga pendekatan yang dilakukan Meta dalam membangun meteverse ini. Pertama, soal produk yang mana belum lama ini mereka menghadirkan NFT di Instagram yang bisa dimanfaatkan para kreator.

Kedua, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, dari kementerian, industri, sampai akademisi. Ketiga, melahirkan kreator-kreator andal dalam memberikan sentuhan pertama ke dalam metaverse.