Teknologi digital telah menjadi instrumen utama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, saat ini masih ada tantangan berkaitan dengan akses konektivitas yang belum merata, literasi dan kompetensi yang dibutuhkan untuk memanfaatkan teknologi digital secara bertanggung jawab dan produktif masih kurang, serta konsensus global tentang regulasi data belum terbentuk.
"Pesatnya perkembangan digitalisasi tidak datang tanpa tantangan, namun transformasi digital bisa mempercepat pertumbuhan banyak sektor. Tantangan yang ditimbulkan oleh digitalisasi bersifat global, sehingga diperlukan respons global yang terpadu," ungkap Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Mira Tayyiba dalam keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba pada pertemuan ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) G20 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, pada Senin (18/7).
Ia mengatakan melalui kolaborasi dan kerja sama internasional, Pemerintah Republik Indonesia meyakini transformasi digital dapat berkontribusi pada pembangunan internasional dan mempercepat pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.
"Pemerintah Indonesia tetap teguh memperjuangkan percepatan transformasi digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan untuk semua," tandas Sekjen Kementerian Kominfo yang juga merupakan Chair Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia.
Presidensi G20 Indonesia melalui Digital Economy Working Group (DEWG) G20 mengusung tema 'Achieving a Resilient Recovery: Working Together for a More Inclusive, Empowering, and Sustainable Digital Transformation'.
Melalui tema itu, Indonesia menargetkan untuk meningkatkan kesadaran dan konsensus global pada tiga prioritas isu-isu, yaitu Konektivitas dan Pemulihan Pasca COVID-19, Keterampilan Digital dan Literasi Digital, serta Data Free Flow with Trust dan Cross-Border Data Flow.
"G20 akan memberikan hasil nyata yang akan mendukung perbaikan dunia. DEWG mencari dukungan dari negara-negara anggota pada banyak hasil kami yang akan datang, termasuk Implementasi Desa Cerdas dan Pulau Cerdas (SVSI), Pengorganisasian Digital Innovation Network (DIN) G20 dan Digital Transformation Expo (DTE), Inventarisasi Isu, praktik perbaik dan berbagi nilai pada konektivitas digital, penyusunan Toolkit G20 untuk Mengukur Keterampilan Digital serta Literasi Digital, dan masih banyak lagi," jelasnya.
Pemerintah Indonesia juga yakin isu-isu prioritas DEWG G20 sejalan dengan komitmen PBB sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas digital, mempromosikan inklusi digital, dan memperkuat pembangunan kapasitas digital.
"Saya optimis melalui upaya kolaboratif akan dapat memperkuat komitmen kami untuk mencapai transformasi berbasis digital yang inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan untuk mendukung upaya kolektif global untuk Recover Together and Recover Stronger," tandasnya.
Dalam pertemuan ketiga DEWG G20 di Labuan Bajo, mulai Rabu (20/07) hingga Kamis (22/07), delegasi negara anggota G20 akan membahas isu literasi dan keterampilan digital sebagai bagian dari dokumen Bali Package. Sebelumnya dalam sidang kedua telah dibahas mengenai konektivitas digital dalam pertemuan kedua di Yogyakarta pada pertengahan Mei 2022 lalu.
Adapun diskusi mengenai tiga isu prioritas untuk mewujudkan percepatan transformasi digital global juga dibahas dalam pertemuan pertama di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang berlangsung secara hibrida pada Maret 2022.
Simak Video "Menkeu Sri Mulyani: Transformasi Digital Kunci Bagi Pelaku UMKM"
[Gambas:Video 20detik]
(fhs/ega)