Dengan trik tertentu dan dilakukan dengan cara yang tepat, brand sebuah produk bisa dikenal luas oleh masyarakat yang berujung pada memberi keuntungan tersendiri bagi pemilik produk tersebut.
Demikian yang dibahas dalam webinar bertema "Tips Menggunakan E-Commerce untuk Promosi Usaha" pada Jumat (8/7) di Tarakan, Kalimantan Utara. Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Narasumber yang dihadirkan antara lain adalah Pembina Komunitas Film Pramuka sekaligus CEO Hycom Komunikasi Habibie Yukezain S.Sn M.I.Kom; Dosen Bisnis Digital IBK Niro serta Founder & COO PT Balla Cerdas Teknologi Arsan Kumala Jaya S.Pd M.T; dan Ketua Asosiasi Profesi Multimedia Indonesia (APMMI) Bambang Eka Purnama S.Kom.
Dalam webinar tersebut, Habibie Yukezain membagikan berbagai tips agar warganet dapat membuat suatu brand usahanya di dunia digital. Menurut dia, brand bukanlah hanya berarti sebuah merek produk, namun telah menjadi hal penting dalam membangun atau mengembangkan suatu bisnis.
Bahkan, kesuksesan seseorang dalam menjalankan bisnis dapat juga dinilai dari keberhasilannya membuat dan membangun brand. Adapun kiat dalam membuat brand antara lain, riset untuk tujuan bisnis, tentukan calon pelanggan atau target market, menjadilah yang ciri unik, tentukan nama dan slogan.
"Brand merupakan bagian dari bisnis yang membuat orang dapat dengan mudah mengenali identitas suatu perusahaan atau produk. Bahkan jika suatu brand sudah terbangun, maka suatu produk dapat dikenali oleh konsumen lewat warna, bentuk, rasa tertentu," kata Habibie.
Arsan Kumala Jaya mengatakan, mengenalkan brand atau brand awareness suatu produk sangat mempengaruhi sisi keberhasilan penjualan. Sebab, target market tidak akan berubah menjadi konsumen jika mereka belum mampu mengenali brand Anda.
Menurutnya, selain memunculkan ciri yang unik, membangun brand juga dapat dilakukan dengan menampilkan keistimewaan dari produk atau jasa yang dimiliki, serta terus menjaga reputasi perusahaan atau produsen. Hal tersebut tidak lepas dari dasar ruang lingkup dalam menjalankan etika di media digital, yaitu kesadaran, integritas, tanggung jawab dan kebajikan.
"Sedangkan cara mengukur keberhasilan brand awareness dapat dilihat dari peningkatan trafik website Anda, banyaknya backlink ataupun mention untuk situs Anda, dan yang terakhir social listening atau semakin banyaknya perbincangan berkualitas tentang brand Anda di media sosial," jelasnya.
Menurut Bambang Eka Purnama, saat ini sudah banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang telah mulai mengenalkan produknya di media sosial, seperti Facebook, Instagram, ataupun Youtube.
Bahkan, fenomena yang terjadi sekarang banyak media-media surat kabar, radio, dan stasiun televisi telah memiliki channel Youtube sendiri untuk dapat menjangkau pembaca ataupun pemirsanya. Kehadiran media sosial dapat digunakan warganet untuk membangun brand serta meraih penghasilan tambahan.
"Untuk membangun usaha, Anda bisa manfaatkan Facebook, mahasiswa saya ada yang memanfaatkan usaha untuk berusaha dan hasilnya ia bisa memperoleh Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per bulan dari penjualannya di Facebook. Di Instagram juga demikian, banyak konsumen yang mencari makanan enak, tempat rekreasi dari media sosial," jelas Bambang.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Simak Video "Video Berantas Korupsi di Komdigi, Meutya Hafid: Kita Harus Mau Berubah"
(asj/asj)