Apple dan Google Diminta Tendang TikTok dari Toko Aplikasinya

Virgina Maulita Putri - detikInet
Kamis, 30 Jun 2022 12:10 WIB
Apple dan Google Diminta Tendang TikTok dari Toko Aplikasinya Foto: Unsplash/Kon Karampelas
Jakarta -

TikTok kembali disorot oleh regulator Amerika Serikat. Kali ini, giliran salah satu Komisioner Komisi Komunikasi Federal (FCC) yang meminta Apple dan Google untuk menghapus TikTok dari toko aplikasinya.

Komisioner FCC Brendan Carr menuliskan surat kepada CEO Apple Tim Cook dan CEO Alphabet Sundar Pichai yang dibagikan di Twitter. Dalam suratnya, Carr meminta kedua raksasa teknologi tersebut untuk mencekal TikTok yang dianggap mengancam keamanan nasional karena mengumpulkan data sensitif.

Carr berargumen bahwa TikTok telah melanggar kebijakan Apple dan Google karena disebut memiliki akses tidak terbatas terhadap data sensitif milik pengguna asal AS.

"TikTok tidak seperti apa yang terlihat di permukaan. Ini bukan hanya aplikasi untuk berbagi video atau meme lucu," kata Carr dalam suratnya, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (29/6/2022).

"Itu hanya samarannya. Pada intinya, TikTok berfungsi sebagai alat mata-mata canggih yang mengumpulkan data pribadi dan sensitif dalam jumlah besar," sambungnya.

Dalam surat yang bertanggal 24 Juni 2022 itu, Carr mengatakan bahwa jika Apple dan Google tidak menghapus TikTok dari toko aplikasinya, keduanya harus memberikan penjelasan kepada Carr pada 8 Juli.

Permintaan Carr ini merujuk pada laporan BuzzFeed News belum lama ini yang mengindikasikan bahwa karyawan TikTok di China diduga memiliki akses tidak terbatas terhadap data pengguna di AS.

Mengutip laporan tersebut, Carr menulis bahwa TikTok mengumpulkan semua data mulai dari riwayat penelusuran dan browsing sampai pola keystroke dan pengenal biometrik, termasuk wajah dan suara.

Laporan BuzzFeed News tersebut mengacu pada rekaman audio yang bocor dari sebuah rapat pada September 2021, di mana seorang karyawan TikTok mengatakan ada engineer ByteDance di China yang memiliki akses ke semua data. ByteDance merupakan perusahaan induk TikTok asal China.

Laporan itu mengatakan bahwa karyawan TikTok di China bisa mengakses data pengguna AS sejak September 2021 hingga Januari 2022. Menariknya, beberapa jam sebelum laporan itu diterbitkan, TikTok mengumumkan bahwa mereka telah memindahkan data pengguna AS ke server domestik yang dioperasikan oleh Oracle.

Ini bukan pertama kalinya TikTok tersandung masalah di AS. Pada tahun 2020, mantan Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang meminta ByteDance melepas bisnis TikTok di AS atau terancam diblokir.



Simak Video "Video: TikTok Hadir Lagi di App Store dan Google Play Store AS"

(vmp/vmp)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork