Metaverse, dipercaya sebagian orang sebagai angan-angan belaka. Tapi, Accenture dengan grup bisnis Metaverse Continuum percaya bahwa dunia virtual Metaverse ini adalah benar-benar masa depan yang tidak dapat terelakkan.
Dalam laporan Accenture TechVision 2022, Prihadiyanto selaku Managing Director TechVision Overview: Programmable World mengatakan bahwa Metaverse masih akan dikembangkan. Produknya memang baru bisa dirasakan paling cepat mungkin dalam 3 sampai 5 tahun mendatang.
"Kita lihat visi ini untuk 3-5 tahun ke depan, sekarang teknologi ini masih emerging. Kami hanya membantu prediksi tren ke depan, dan Metaverse pun tahun ini sedang hype," kata Pri di acara 'Accenture Technology Vision 2022: Meet Me in the Metaverse', Rabu (8/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan TechVision dilakukan dengan responden sejumlah 24 ribu konsumer global, 4.650 C-Level Executive di 30 negara. Survei ini dimulai pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022 silam.
Ditemukan hasil yang menarik, misalnya antara lain 97% orang Indonesia setuju bahwa teknologi adalah faktor paling diandalkan dibanding faktor lain, seperti contohnya ekonomi, sosial dan politik, untuk menentukan strategi jangka panjang.
Ditemukan juga bahwa 87% eksekutif Indonesia setuju bahwa teknologi baru memungkinkan perusahaan punya visi yang luas dan mampu untuk lebih bersaing.
"Kami hanya memprediksi tren. Pada tahun 2013 sudah banyak digital business, itu pun banyak yang tidak percaya tapi di 2017 sudah terbukti banyak yang sudah go digital. Apalagi sekarang-sekarang ini ditambah pandemi, makin maju semua adaptasi teknologi," tandasnya. Metaverse pun jadi masa depan.
(fyk/fay)