Kenalan dengan 5 Perempuan Keren di Balik Aplikasi Traveloka
Hide Ads

Kenalan dengan 5 Perempuan Keren di Balik Aplikasi Traveloka

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 23 Apr 2022 20:30 WIB
Traveloka
Foto: detikcom

TravelokaFoto: Traveloka

2. Hayyu Luthfi Hanifah, Data Analyst

Sebagai engagement data analyst, Hayyu Luthfi Hanifah mendalami data perilaku pengguna aplikasi Traveloka yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut oleh perusahaan untuk menghasilkan inovasi atau layanan baru yang relevan dan sesuai kebutuhan konsumen.

Saat ini, Hayyu bersama tim engagement analytics juga tengah mengembangkan fitur gamification yang berisi banyak pilihan casual games di aplikasi Traveloka, seperti Misi-Misi Berhadiah, Sodaloka, Pick-A-Loka. Inovasi gamifikasi ini muncul saat pandemi untuk meningkatkan engagement rate konsumen di aplikasi Traveloka. Dengan demikian, penggunaan aplikasi Traveloka tidak terbatas pada pemesanan saat ingin melakukan perjalanan saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hayyu telah memiliki ketertarikan terhadap bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sejak duduk di bangku sekolah. Ketertarikan Hayyu terhadap sektor TIK tumbuh setelah membaca novel The Da Vinci Code karya Dan Brown yang mengeksplorasi tema kriptografi.

Hal ini juga menjadi salah satu alasan Hayyu mendaftar ke jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB), karena program studi ini menawarkan ilmu kriptografi. Minat dan bakat sebagai engineer juga makin menguat melalui partisipasi Hayyu dalam kompetisi Data Mining hingga masuk peringkat 10 besar. Bergabung dengan Traveloka sejak 2016 di divisi marketing technology, Hayyu mengembangkan sayapnya menjadi data analyst, tepatnya engagement data analyst, sejak 4 tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

Hayyu merupakan satu di antara dua perempuan dari total anggota tim engagement data analyst yang berjumlah 6 orang. Meskipun mendapatkan kesempatan pekerjaan dan pengembangan diri yang sama, Hayyu mengakui tantangan bekerja di lingkungan yang didominasi laki-laki berasal dari dirinya sendiri yang kadang memiliki keraguan untuk berani mengungkapkan pendapat. Namun, berkat dukungan dari anggota tim dan atasan serta kesempatan yang sama, seperti mengikuti konferensi atau short courses pilihan, Hayyu lebih merasa nyaman untuk menyampaikan pendapat demi kemajuan tim dan kelancaran tugas yang mereka emban.

Sebagai perempuan yang bekerja di bidang STEM, Hayyu melihat bahwa meskipun masih banyak anggapan tentang sektor ini merupakan bidangnya laki-laki, saat ini peluang sudah semakin terbuka untuk perempuan berkontribusi di sektor teknologi.

Ia melihat semakin banyak gerakan pemberdayaan serta mentoring untuk meningkatkan minat STEM bagi perempuan generasi muda di era digital. Untuk semakin mendorong keterwakilan perempuan dan penghapusan stigma gender di sektor STEM, Hayyu menilai bahwa perlu adanya keterbukaan dari orang tua yang turut mendukung anak-anak perempuannya untuk berani mengambil jurusan bidang studi serta terjun ke profesi di industri teknologi.

"Kenapa penting untuk meningkatkan proporsi perempuan? Karena untuk membantu menghilangkan bias gender di bidang ini. Jika jumlah laki-laki di sektor teknologi lebih banyak, yang saya khawatirkan adalah program atau layanan yang dikembangkan tidak memiliki cukup perspektif untuk memenuhi kebutuhan konsumen perempuan," ujarnya.

TravelokaFoto: Traveloka

3. Nadhira Azzahra Hendra, Data Analyst

Berulang kali mengalami kegagalan menjadi salah satu hal yang mengantarkan Nadhira Azzahra Hendra (Azra) ke posisinya sekarang ini. Gagal lulus tes masuk universitas dan gagal mendapatkan pekerjaan setelah melamar ke beberapa tempat telah menempa Azra untuk menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah.

Dari kegagalan ini, Azra menyadari minatnya yang tinggi untuk berfokus pada pemecahan masalah dan riset data, hingga ia akhirnya mendalami bidang STEM. Setelah gagal lolos SNMPTN, Azra menghabiskan waktu setahun untuk secara khusus mempelajari statistik dan machine learning yang mengantarkannya lulus ke program studi Fisika Komputasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB.

Pada 2021, Azra bergabung di Traveloka sebagai data analyst, profesi yang menurutnya sesuai dengan passion-nya di bidang statistik dan pengolahan data.

Sebagai data analyst, Azra masuk dalam divisi Central Analytics & Services Platform Traveloka yang berfokus pada pengembangan platform aplikasi Traveloka. Ia bertugas untuk memastikan tampilan platform seperti Home Page, My Bookings, dan lainnya agar tetap menarik dan relevan bagi konsumen. Ia membantu product manager dan marketing manager untuk memahami apa yang dibutuhkan konsumen saat menggunakan platform Traveloka, serta produk dan layanan apa saja yang sebaiknya ditampilkan pada platform Traveloka.

Berada di lingkungan yang lebih banyak laki-laki sejak kuliah, Azra mengaku nyaman bekerja di Traveloka, karena ia dan dua orang anggota tim lainnya merupakan tiga perempuan dari total 15 orang anggota tim.

"Yang aku rasakan, tidak ada hambatan bagi perempuan untuk belajar dan bekerja di sektor STEM. Di Traveloka sendiri, aku tidak merasakan adanya perbedaan antar gender karena peer-ku menjunjung tinggi gender equality," ujarnya.

Azra meyakini perlu lebih banyak perempuan berkiprah di dunia engineering karena hal tersebut dapat menjadi magnet bagi perempuan-perempuan lain, terutama generasi muda, untuk melihat peluang yang ditawarkan di sektor ini.

Selain bekerja di Traveloka, Azra aktif terlibat dalam riset bersama almamaternya untuk mengenalkan critical thinking kepada pelajar SMP di Bandung melalui ragam aktivitas yang dapat mempromosikan sektor STEM kepada generasi muda.

Azra memiliki cita-cita untuk dapat menajamkan kemampuan analisanya dan bergerak di sektor urban development. Rasa cintanya terhadap pengolahan data membuatnya yakin bahwa memiliki data kependudukan yang lengkap, khususnya di area urban, dapat memberi solusi atas kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti dalam hal mobilitas dan juga penanggulangan kemacetan.

Selanjutnya: Female Engineer Machine Learning Engineer dan Data Warehouse Engineer