Rusia baru saja menjatuhkan sanksi kepada CEO Meta Mark Zuckerberg dan 28 tokoh penting asal Amerika Serikat lainnya. Dengan sanksi ini, Zuckerberg dan lainnya dilarang masuk Rusia sampai waktu yang tidak ditentukan.
Sanksi tersebut merupakan balasan dari rentetan sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat kepada Rusia, organisasi Rusia, dan individu asal Rusia atas invasi yang mereka luncurkan ke Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan sanksi ini dijatuhkan kepada petinggi perusahaan, politisi, ilmuwan, dan jurnalis yang mendorong agenda 'Russophobia' di Amerika Serikat.
Beberapa tokoh lain yang masuk dalam daftar sanksi ini antara lain Wakil Presiden AS Kamala Harris, CEO Meta Mark Zuckerberg, dan CEO LinkedIn Ryan Roslansky, seperti dikutip dari TechCrunch, Jumat (22/4/2022).
Munculnya nama Zuckerberg di daftar ini tidak mengherankan mengingat perusahaannya membawahi tiga platform media sosial terbesar di dunia. Tidak hanya itu, Rusia juga telah memblokir Facebook dan Instagram sejak beberapa bulan yang lalu.
Yang mengherankan adalah mengapa nama Roslansky bisa ada di dalam daftar itu mengingat LinkedIn tidak ikut membatasi akses warga dan organisasi Rusia. Mungkin ini ada kaitannya dengan diblokirnya LinkedIn di Rusia sejak tahun 2016 karena mereka enggan menyimpan data di negara tersebut.
Menariknya bos perusahaan teknologi lainnya yang lebih aktif dalam membendung misinformasi dari Rusia terkait perang di Ukraina malah lolos dari sanksi ini, misalnya CEO Twitter Parag Agrawal atau CEO Google Sundar Pichai.
Saat ini platform media sosial asal Amerika Serikat seperti Facebook, Instagram, dan YouTube masih diblokir atau dibatasi aksesnya karena tidak mematuhi regulasi pemerintah Rusia, terutama karena mencoba membatasi pesan pro-Rusia di internet.
Sementara itu, Apple, Google, Microsoft dan banyak raksasa teknologi lainnya masih menghentikan operasinya di Rusia sampai waktu yang tidak ditentukan.
Simak Video "Video: Mark Zuckerberg Pernah Usulkan Pemisahan Instagram"
(vmp/vmp)